(Renungan) Jujur dan Cerdik dalam Pewartaan Injil

Jujur dan Cerdik dalam Pewartaan Injil
(Ignasius Hardjo Subroto Lilik)


Dan karena Paulus tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: ”Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati.
(Kis. 23 : 6)


Kalender Liturgi Kamis, 25 Mei 2023
Bacaan Pertama : Kis. 22 : 30; 23:6-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 16 : 1-2a, 5, 7-8, 9-10, 11
Bacaan Injil : Yoh. 17 : 20-26


Paulus  menggunakan garis keturunan Farisinya untuk melemahkan peradilan atas dirinya, karena dia tahu dalam Mahkamah Agama ada dua kelompok yaitu Farisi dan Saduki. Kedua kelompok ini mempunyai keyakinan yang berbeda tentang kebangkitan orang mati dan adanya roh atau malaikat.

Paulus jujur tentang garis keturunannya dan kepercayaannya akan kebangkitan orang mati yang dalam hal ini adalah kebangkitan Yesus Kristus. Bagi Paulus kebangkitan Kristus bukan hanya kebenaran yang ia yakini, tapi juga kebenaran yang ia alami.

Penguasaan diri dan kecerdikannya memberikan keuntungan bagi Paulus dalam membantu  melepaskan diri dari tuduhan Mahkamah Agama sebagai orang yang murtad dari iman dan penyembahan terhadap Allah Israel.

Saya tinggal di kompleks perumahan yang sebelum dijadikan cluster, banyak pemulung yang masuk dan mengambil sampah dengan membongkar sampah yang sudah dalam kantong plastik. Mereka hanya mengambil barang-barang yang mereka bisa manfaatkan atau jual seperti botol plastik dan karton/dus. Akibatnya sampah menjadi berantakan. Sering kami meminta mereka untuk merapikan kembali, namun tidak membuahkan hasil. Terkadang timbul kekesalan atas sikap mereka.

Sampai  kami memutuskan untuk memilah sampah botol plastik, karton, dus dipisahkan dari sampah basah. Semula kami merasa, mengapa kami yang harus bersusah payah, namun  ini adalah jalan terbaik bagi kami dan para pemulung.  Dengan harapan sampah kami tidak berantakan, juga membantu mereka mendapatkan barang yang mereka perlukan. Ketika pemulung datang, saya beritahukan agar tidak membongkar sampah karena plastik dan karton sudah dipisahkan di depan bak sampah. 

Sejak itu masalah bisa terselesaikan, saya mendapatkan ketenangan hati karena sampah tidak berantakan dan juga saya bisa membantu sesama dalam mata pencaharian mereka.
Mungkin cara ini mirip dengan  yang Paulus lakukan, dalam menghadapi situasi apa pun termasuk dalam pewartaan Injil dalam hidup keseharian, kita harus cerdik dan juga jujur.


Doa: 

Allah Bapa yang Maharahim, saya mohon bimbingan-Mu selalu, agar saya bisa menjadi cerdik dan jujur, sehingga  mampu menggunakan cara yang tepat mewartakan Injil dalam kehidupan sehari-hari. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang