(Renungan) Mengikuti Yesus

Mengikuti Yesus
(Budi Santoso)


Orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. 
(Mrk. 10 : 30)


Kalender Liturgi Selasa, 30 Mei 2023
Bacaan Pertama : Sir. 35 : 1-12
Mazmur Tanggapan : Mzm. 50 : 5-6, 7-8, 14, 23
Bacaan Injil : Mrk. 10 : 28-31


Petrus mewakili para rasul menyatakan telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Tuhan Yesus. Apa yang dikatakan Petrus bukan kesombongan atau perasaan berjasa, melainkan fakta. Mereka sudah mempertaruhkan segala-galanya saat meninggalkan "harta" mereka untuk menjadi murid Yesus.

Yesus meneguhkan mereka bahwa pilihan mereka sudah tepat. Dengan meninggalkan segala-galanya, mereka tidak punya pilihan selain bergantung penuh kepada Allah. Justru dengan bergantung mutlak pada Allah, maka Allah akan memelihara mereka. Yesus memberikan dua janji untuk menegaskan hal ini.

Pertama, semua orang yang demi Dia dan demi Injil melepaskan segala sesuatu pasti akan menerima segala sesuatu berlipat ganda, walau disertai penganiayaan. Misalnya, orang yang karena memutuskan untuk percaya Yesus yang mengakibatkan ia dikucilkan keluarganya. Ia kehilangan keluarga kandung, namun mendapatkan keluarga Allah sebagai gantinya. Bahkan dalam kasih Tuhan, keluarga kandung yang sempat membencinya, akhirnya bertobat dan menjadi bagian dari keluarga Allah. Ia menerima berlipat ganda.

Kedua, mereka akan menerima hidup yang kekal. Allah akan menganugerahkan hidup kekal kepada mereka yang hanya bergantung kepada-Nya. Sekali lagi Yesus meneguhkan mereka dengan mengingatkan bahwa si orang kaya di mata dunia adalah orang yang terdahulu, namun para murid di mata Tuhan adalah yang terkemuka (Mrk. 10:31). Yesus mengajar dalam khotbah di bukit, di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada. Menolak menempatkan harta dunia sebagai pusat hidup dan menjadikan Tuhan Yesus sebagai gantinya adalah bukti bahwa hati orang yang percaya sudah menjadi milik-Nya. 

Saya masih SMP pertama kali mengikuti Yesus. Keluarga saya bukan Kristen. Ayah tidak setuju saat saya dibaptis. Ayah meninggal setahun kemudian karena sakit. Beberapa tahun kemudian ibu dan adik-adik saya menerima Yesus sebagai Juru Selamat. Seiring berjalannya waktu, iman saya akan Yesus mengalami pasang surut, namun saya bersyukur, Tuhan Yesus senantiasa menunjukkan dan mengarahkan jalan kehidupan saya agar tetap beriman kepada-Nya. Saya dapat menyelesaikan skripsi S1 yang tertunda, tepat pada waktunya. Saya senantiasa merasakan penyertaan Yesus  dalam pekerjaan di sepanjang karir saya. 

Marilah kita mengikuti Yesus walaupun tidak mudah dan Yesus akan menyertai kita senantiasa. 


Doa: 

Tuhan Yesus, semoga saya senantiasa percaya mengikuti-Mu dan bersandar kepada-Mu  Juru Selamatku. Semoga saya dimampukan menjadi berkat bagi sesama. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang