(Renungan) Pewartaan Itu Tidak Dapat Dihentikan

Pewartaan Itu Tidak Dapat Dihentikan
(Ari Susanto)


"Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Kristus.” 
(Kis. 28 : 31)


Kalender Liturgi Sabtu, 27 Mei 2023
Bacaan Pertama : Kis. 28 : 16 - 20, 30-31
Mazmur Tanggapan : Mzm. 11 : 4, 5, 7
Bacaan Injil : Yoh. 21 : 20 - 25


Pertengahan bulan Mei 2021, pandemi belum mereda dan gereja masih tutup. Namun Bapa Uskup menghendaki diadakan pelayanan Sakramen Penguatan dan penerimaan Komuni Pertama, karena sudah dua tahun berhenti.

Sebagai koordinator bidang pewartaan, aku ditunjuk sebagai penanggung jawab dan tanpa membentuk kepanitiaan untuk itu. Yang pertama muncul dalam benakku rasa pesimis, bisa terlaksananya acara tersebut, mengingat banyak orang masih trauma dengan Covid 19. Dalam waktu singkat telah terdaftar 137 orang peserta Sakramen Penguatan dan 112 anak penerima Komuni Pertama. Mengingat  banyaknya peserta, pengajaran untuk persiapan Sakranen Penguatan dan penerimaan Komuni Pertama dilaksanakan secara daring. Sedang penerimaan sakramen dilaksanakan dengan tatap-muka, di mana semua peserta diharuskan test PCR dua hari sebelumnya. Waktu itu test PCR cukup mahal, namun tangan Tuhan tidak tinggal diam, melalui para donatur semuanya gratis. Kehadiran Tuhan sungguh aku rasakan di setiap tahap kegiatan sehingga aku sangat optimis, dan semuanya dapat terlaksana dengan lancar. 

Bacaan hari ini, mengisahkan bahwa setibanya di Roma, Paulus yang berstatus tahanan, diijinkan tinggal di rumah yang disewanya sendiri. Dan ia diperkenankan mengundang para pemimpin Yahudi di sana, dengan tujuan membela dirinya bahwa: ia tidak melakukan kesalahan yang bertentangan dengan hukum bangsa Yahudi. Meskipun para penuntut perkaranya orang-orang Yahudi di Yerusalem, namun ia memberikan pembelaannya kepada orang-orang Yahudi di Roma. Demikian hari-hari Paulus disibukkan dengan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Yahudi, semakin hari semakin banyak jumlahnya. Walaupun berstatus tahanan, Paulus tetap mewartakan Kerajaan Allah dan Yesus Kristus sebagai pemenuhan Kitab Suci. Reaksi dari orang-orang Yahudi yang hadir ada yang percaya, sementara yang lain tidak. Penolakan pewartaan Paulus oleh sebagian bangsa Yahudi ini, menjadi alasan bagi Paulus untuk mewartakan kepada segala bangsa.

Jika kabar sukacita keselamatan itu datang dari Allah, maka pasti tidak akan berhenti, tetapi akan terus menerangi jiwa-jiwa yang berharap. Dengan demikian sebagai pengikut Kristus , kita wajib mewartakan kabar sukacita bagaimana pun keadaannya.


Doa : 

Allah Bapa yang bertahta dalam kerajaan Surga, curahkanlah Roh Kudus-Mu agar menerangi akal budi aku, yang gelap karena dosa. Mampukan aku untuk menjadi pelaku firman-Mu untuk mewartakan kabar suka cita-Mu kepada sesama. Amin.

https://th.bing.com/th/id/OIP.P7vJEQrUCx5OynI3GscJ5AHaFk?w=216&h=180&c=7&r=0&o=5&dpr=1.3&pid=1.7




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang