(Renungan) Diam, Merenungkan dalam Hati

Diam, Merenungkan dalam Hati
(Marietta Eveline)


"Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya"
(Luk. 2 : 51)


Kalender Liturgi Sabtu, 17 Juni 2023
Bacaan Pertama : Yes. 61 : 9-11
Mazmur Tanggapan : 1 Sam. 2 : 4-5, 6-7, 8abcd
Bacaan Injil : Luk. 2 : 41-51

“Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.” Injil Lukas menyatakan hal ini dalam dua kali peristiwa. Pertama pada peristiwa kelahiran Yesus, ketika semua orang merasa heran akan kabar yang dikatakan para gembala tentang Yesus. Kedua, dalam kisah Injil hari ini. Dengan sangat cemas Maria dan Yusuf mencari Yesus yang hilang. Jawaban Yesus terhadap kekhawatiran merekapun membuat tanda tanya dalam hati Maria. 

Sejak awal mula banyak hal yang tidak Maria mengerti, namun ia menyimpan semua perkataan yang didengarnya dan peristiwa yang dialaminya itu dalam hatinya. Maria menyimpannya untuk ia olah dan ia renungkan. Hati Maria yang hening terarah ke masa depan, ia yakin bahwa suatu saat semua kehendak Allah akan menjadi jelas baginya. Ia sungguh percaya akan rencana indah Allah meskipun saat itu terjadi, tidak ia mengerti. 

Suatu kali anakku mengatakan akan resign dari pekerjaannya. Pekerjaan yang menurutku sudah ideal, memiliki jenjang karier yang jelas, dengan gaji dan fasilitas yang baik. Apalagi yang mau dicari ? Alasannyapun menurutku tidak cukup kuat untuk mencari pekerjaan lain. Aku benar-benar tidak mengerti akan jalan pikirannya. Sebagai ibu tentu menginginkan yang terbaik untuk anakku. Kami pun beradu argumentasi, sampai pada suatu titik aku disadarkan untuk diam,  berusaha untuk memahami keinginannya dan mendukung apa pun keputusannya sambil terus berdoa memohon rahmat Tuhan. Aku percaya Tuhan akan memberikan jalan terbaik untuk anakku. Dengan diamku, justru membuat hubungan kami menjadi semakin erat, karena ia merasa dimengerti dan bisa lebih bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.

Mari belajar dari Bunda Maria, belajar untuk diam dan merenungkan peristiwa yang tidak dimengerti. Diam bukan berarti memendam amarah yang entah kapan akan meledak atau dipendam menjadi dendam, namun diam untuk merenungkan apa kehendak Allah dari peristiwa itu.


Doa : 

Ya Yesus yang baik, Bunda-Mu mengajarkan kami untuk berani diam dan merenungkan setiap peristiwa yang tidak kami pahami. Bimbing kami agar kami pun mampu mempercayakan setiap persoalan hidup kami ke dalam kehendak-Mu. Terpujilah nama-Mu untuk selama-lamanya. Amin.


https://th.bing.com/th/id/OIP.ixxDi0QcweVw9RyXhLP1KQHaEK?w=309&h=180&c=7&r=0&o=5&dpr=1.3&pid=1.7


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang