(Renungan) Doa Orang Beriman

Doa Orang Beriman 
(Nina Agustina)


Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah  (Mat. 6 : 7a)


Kalender Liturgi Kamis, 22 Juni 2023
Bacaan Pertama : 2 Kor. 11 : 1-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 111 : 1-2, 3-4, 7-8
Bacaan Injil : Mat. 6 : 7-15


Menjadi Katolik adalah impian saya sejak SD. Saat kelas 1 SMP, saya dibaptis walau orang tua belum Katolik. Saya terbiasa dengan tata cara Katolik, di mana semuanya teratur dan tertata dengan apik. Namun saking teraturnya, saya kadang terpaku dengan tata cara yang begitu baik tapi kurang saya pahami artinya. Termasuk dalam hal berdoa, saya terpaku dengan membaca doa yang ada di buku doa. Hingga suatu saat ketika diminta doa spontan, saya kalang kabut dan sulit  merangkai kata. Alhasil doa saya terbata-bata dan tidak jelas arahnya. Saya merasa begitu malu. Hingga muncul berbagai pertanyaan. Apakah saya sungguh mengasihi Tuhan? Apakah iman saya bertumbuh? Akhirnya saya diteguhkan ketika mengikuti  Emmaus Journey (EJ). Saat ini, saya merasakan berdoa bukanlah hal sulit karena keluar dari hati.

Saat kotbah di bukit, Yesus berpesan agar dalam berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Bukan karena banyaknya kata-kata sehingga doa kita dikabulkan. Bapa di surga mengetahui apa yang kita perlukan, sebelum kita meminta kepada-Nya (Mat. 6:7-8). Perkataan Yesus ini sungguh menenangkan jiwa dan melegakan hati. Jadi seharusnya berdoa itu simple, sama seperti berkomunikasi dengan orang tua kita.  Berdoa  bukan masalah merangkai kata-kata  indah, membuat list permohonan,  juga bukan berapa lama kita berdoa. Yang penting, apakah doa  itu sungguh-sungguh keluar dari hati ataukah hanya sebatas kata-kata kosong dari bibir saja. Tentu kita sendiri yang bisa merasakannya.

Oleh karena itu jika kita ingin memiliki kehidupan doa yang benar, hendaklah kita menyampaikan doa  sungguh-sungguh dari dalam hati. Doa menyadarkan kita akan kebergantungan  pada Tuhan. Kita adalah manusia lemah dan membutuhkan rahmat Allah setiap saat. Doa  membantu kita peka terhadap suara Tuhan, sehingga kita dapat melakukan apa yang Tuhan inginkan, bukan apa yang harus Tuhan lakukan untuk kita. Dalam doa “Bapa Kami” Tuhan Yesus mengajak kita untuk melakukan dan menerima kehendak Tuhan dalam hidup kita. Kiranya kita dapat menghidupinya.
 

Doa:

Tuhan Yesus berikan kami ketekunan untuk berdoa dan mampukan kami agar senantiasa berdoa dari hati yang terdalam, bukan hanya dari bibir saja. Kiranya kami semakin peka terhadap suara-Mu dan mengutamakan kehendak-Mu yang terjadi dalam hidup kami. Amin.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRqK15uxTov8M2po3h_kS5I2HbU-zbbSYCiXQ&usqp=CAU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang