(Renungan) Harta

Harta
(Yohanna Fransiska Tjen Nonie)


"Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." 
(Mat. 6 : 21)


Kalender Liturgi Jumat, 23 Juni 2023
Bacaan Pertama : 2 Kor. 11 : 18, 21b-30
Mazmur Tanggapan : Mzm. 34 : 2-3, 4-5, 6-7
Bacaan Injil : Mat. 6 : 19-23


Ketika kita menyadari betapa Allah mengasihi kita, kita tidak lagi merasakan tekanan untuk mengejar-ngejar harta. Bukan karena merasa harta tidak perlu, tetapi lebih memprioritaskan hubungan kita dengan Allah, yang erat dan mesra.

Saya menonton film "Spirit", cerita tentang seorang anak remaja, yang melawan larangan orang tuanya, dan mengikuti keinginan hatinya berteman dengan seekor kuda liar. Singkat cerita dia bersama kedua temannya melakukan hal yang berbahaya. Ujung cerita, dia selamat dan kembali ke pelukan orang tuanya.

Saya mempunyai anak waktu remaja seperti itu, berani dan melawan larangan orang tuanya, lebih mengikuti kata hatinya, dia tidak tahu bahaya. Sebagai orang tua pasti sangat kuatir. Saya  menjaga dan memeluknya, karena ia harta saya, saya mau menjaganya.

Perasaan seperti ini, di mana hati dan pikiran tidak bisa lepas dengan 'harta' tersebut, membuat kita terjaga, selalu ingin melindungi, kadang melampaui kemampuan sendiri. Tetapi harus waspada, jangan keterlaluan, karena menurut Tuhan, harta dapat memabukkan, sehingga hidup itu sendiri dinomorduakan.

Menjaga harta itu tidak salah, tetapi jangan melekat pada harta dunia berbentuk benda. Dengan melekat mata rohani kepada harta, apa pun bentuknya, hidup ini menjadi sia-sia, kehilangan damai, relasi yang baik bersama Allah tidak tercapai, dan akhirnya menyesal berkepanjangan, karena harta dunia ini bisa lenyap atau rusak. Janganlah berharap benda ini dapat memberimu keselamatan, karena keselamatan hanya berasal dari Allah. Harta dunia hanya sebagai sarana untuk lebih memuliakan Allah yang memiliki kehidupan ini.

Bacaan Injil hari ini mengajarkan kita, untuk tidak kuatir atas segala sesuatu. Kita haruslah memilih dengan bijak, 'harta' mana yang perlu kita jaga dan pelihara. Harta yang dimaksudkan adalah 'harta' di surga, yaitu mata rohani yang tertuju kepada Allah, haruslah kita jaga seperti menjaga anak kita, bagaimana pun kondisinya, kita tetap mencari dan memeluknya.


Doa :

Allah, Engkaulah hartaku yang paling berharga, hubungan kasih-Mu kepadaku tak dapat diukur dengan apa pun, Engkaulah andalanku, Engkaulah hartaku. Kemuliaan kepada Bapa, Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

 
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQbWxFu62BRAuV8J428JhxkSxFENjP5qIDx5w&usqp=CAU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang