(Renungan) Lakon yang Waspada

Lakon yang Waspada
(M. Maria Novita)


Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
(Mat. 7 : 15-16a)


Kalender Liturgi Rabu, 28 Juni 2023
PW St. Ireneus, Uskup dan Martir
Bacaan Pertama : Kej. 15 : 1-12.17-18
Mazmur Tanggapan : Mzm. 105 : 1-2, 3-4, 6-7, 8-9
Bacaan Injil : Mat. 7 : 15-20


Dalam khotbah-Nya di Bukit, Yesus mengingatkan supaya orang yang menjadi murid-murid-Nya waspada terhadap nabi-nabi palsu. Dari buahnya kita akan mengenal mereka. Setiap pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik. Pesan Yesus ini sangat jelas. 

Di jaman kini, nabi-nabi dapat diidentikkan dengan guru, pemuka agama, pemimpin perusahaan, pejabat negara, selebritas, termasuk pimpinan keluarga. Sebagian mereka secara kasatmata berpenampilan dan berperilaku baik, saleh, bijaksana, dermawan, panutan, tetapi di dalam hatinya mungkin  bertolak belakang. Inilah serigala berbulu domba atau nabi palsu.

Kita pun memiliki tantangan peran. Menjadi dombakah? Atau nabi palsunya? 

Hari ini gereja memperingati Santo Ireneus (130-202M), seorang Bapa gereja perdana dan pakar apologetik Kristen awal. Dia sangat kaya akan informasi mengenai perkembangan awal teologi Kristen. Di masa jabatannya sebagai uskup di Lyons, muncul ajaran sesat  Gnostisisme. Penyebarannya sangat pesat. Ireneus pun mempelajari bentuk-bentuk ajaran Gnostik, dan menulis melawan ajaran sesat. Suatu karya besar yang membeberkan suatu kebodohan dan kekeliruan.

Tentang orang-orang Gnostik ia menulis, "Segera setelah seseorang dimenangkan, orang tersebut menjadi sombong dan merasa dirinya begitu penting, ia pun berjalan mengangkat dada dengan gaya seekor ayam jantan." Tetapi orang-orang Kristen seharusnya menerima anugerah Allah dengan rendah hati, dan tidak mengandalkan kegiatan-kegiatan intelektualnya yang akan membuat ia sombong.

Pendapat Ireneus ini mengingatkanku tentang seseorang. Kesehariannya hidup dalam pelayanan di gereja. Ia mengaku selalu bersyukur, diberkati dan mengandalkan Tuhan Yesus. Ia berada pada pencapaian diri yang begitu penting dan religius. Bagaikan meluncur di roller coaster, sebagai pelaku korupsi lagi di perusahaan berbeda membawanya pada keterpurukan hidup kembali. Lakon pertobatan, dan hadirnya nabi penyelamat, bagaikan episode drakor berulang. Saat diberi panggung sharing iman, baginya manusia tidak akan pernah saling memahami, sebelum merasakan sakit yang sama.

Yesus berkata, dari buahnya kita mengenal mereka. Setelah menerima penyelesaian damai, seharusnya kita semakin rendah hati, bukan pembenaran diri. Waspada bila anugerah Allah ini, kembali menjadi sarana seekor domba tersesat merintis menjadi nabi palsu.


Doa:

Tuhan Yesus, jika saat menulis ini aku berposisi dimenangkan oleh-Mu, jauhkan aku dari kesombongan merasa dipentingkan. Dengan mengulas dan membanding-bandingkannya, sesungguhnya aku takut terjebak dalam kesesatan yang sama. Mohon ampun atas buah pikiran burukku. Utuslah Roh Kudus-Mu, supaya pikiran, tindakan dan ucapanku jauh dari hal yang tidak berkenan bagi-Mu. Amin.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS6N9qm5vrK4FjrPLs24k4YVjvKiz2zN3I_8A&usqp=CAU


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang