(Renungan) Carilah Allah Tanpa Kenal Lelah

Carilah Allah Tanpa Kenal Lelah
(Romo Hardijantan Dermawan, Pr)


“Kutemukan jantung hatiku; kupegang dan tak kulepaskan dia” 
(Kid. 3 : 4a)


Kalender Liturgi Sabtu, 
22 Juli 2023
Pesta Santa Maria Magdalena 
Bacaan Pertama : Kid. 3 : 1-4a
Mazmur Tanggapan : Mzm. 63 : 2, 3-4, 5-6, 8-9
Bacaan Injil : Yoh. 20 : 1, 11-18


Maria Magdalena. Kisah hidupnya adalah kisah pencaharian akan kasih sejati. Dia adalah seorang perempuan pekerja keras, sekeras kaum laki-laki. Dia adalah saudagar ikan di daerah Magdala. Itu sebabnya, dia dikenal sebagai Maria Magdalena. Pekerjaannya amat menguras pikiran dan batin. Dia mengalami goncangan jiwa yang membuat kesehatan mentalnya mundur. Bahkan, menurut Injil Lukas, tujuh roh jahat masuk ke dalam jiwanya. “Demikian juga beberapa perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat dan berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat” (Luk. 8:2). 

Para penginjil tak merinci apa gerangan roh-roh jahat itu. Namun, setelah pengusiran dan pembebasan roh-roh itu, dia terus melayani Yesus dengan harta miliknya. Dia seorang kaya raya. Hartanya melimpah, namun dijadikan sarana untuk melayani bersama Yesus. 

 Sekaligus juga Maria Magdalena mencari dan merindu akan kasih sejati. Tentulah bukan kasih muda-mudi zaman now. Istilah mereka bucin, kependekan dari butuh cinta. Kasih yang dinodai nafsu tak terkendali; kasih tercemar karena ingin memuaskan hasrat belaka. Kasih yang membawa petaka dan penyesalan berkepanjangan bahkan seumur hidup. 

Lalu, kasih seperti apa yang dialami oleh Maria Magdalena? Penulis Kidung Agung menuturkan, “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” Baru saja meninggalkan mereka, kutemukan jantung hatiku. Kupegang dia, dan tak kulepaskan lagi.”  Maria Magdalena mencari Yesus di kubur kosong. Tidak ada. Ia kehilangan Yesus, jiwanya merana. Namun, Tuhan menyapanya, “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Dipertegas lagi ketika Tuhan menyapa dengan namanya, Maria. 

Bunda Teresa dari Kalkuta pernah mengalami mencari Allah dalam doa-doanya. Namun, justru terasa hampa dan kering. Namun, katanya, “Kalau Allah dekat dengan kita, maka relasi dengan-Nya harus hidup. Allah adalah sumber hidup. Tidak ada yang bisa terjadi jika Allah tidak menghendaki. Maka, carilah Allah dengan kerinduan yang kuat dan tanpa kenal lelah.” 

Apakah relasiku dengan Allah terasa hambar? Teruslah mencari-Nya tanpa kenal lelah. 


Doa :

Tuhan Yesus, Kau taruh benih kerinduan dalam hati kami masing-masing. Semoga kerinduan itu tetap menyala agar kami terus mencari-Mu dan menemukan-Mu di setiap kehidupan ini. Amin.


https://th.bing.com/th/id/OIP.nSOJ17t3nraTGUbqj224LgHaEK?w=300&h=180&c=7&r=0&o=5&dpr=1.3&pid=1.7




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang