(Renungan) Mata yang Melihat dan Telinga yang Mendengar

Mata yang Melihat dan Telinga yang Mendengar
(Fidensius Gunawan)


Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
(Mat. 13 : 16) 


Kalender Liturgi Kamis, 27 Juli 2023 
Bacaan Pertama : Kel. 19 : 1-2, 9-11, 16-20b
Mazmur Tanggapan : T.Dan. 3 : 52, 53, 54, 56
Bacaan Injil : Mat. 13 : 10-17


Saya sedang ikut kegiatan membaca Buku Harian Santa Faustina yang dikoordinir oleh satu komunitas Kerahiman Ilahi. Setiap hari, kecuali Sabtu dan Minggu, kami sepakat membaca  lima nomor lalu melapor dalam satu grup WA. Saat ini sudah mencapai nomor 1040. Masih butuh waktu beberapa bulan kedepan untuk menyelesaikan buku yang sangat tebal ini.

Dalam buku hariannya, Santa Faustina menceritakan betapa ia dapat melihat Yesus. Kadang dalam rupa bayi Yesus, kadang dalam rupa Yesus dengan kedua sinar yang memancar dari hati-Nya. Sering juga ia menatap Yesus yang menderita di kayu salib. Santa Faustina juga sering berbincang dengan Yesus, namun lebih sering lagi ia hanya mendengar suara Yesus. Setiap kali berkomunikasi dengan Yesus, hati Santa Faustina begitu terasa damai dan sukacita. Walau cukup sering juga ia mengalami derita seperti derita yang Yesus alami akibat luka-luka-Nya. Segala derita ini tidak membuat Santa  Faustina menyesal, ia bahkan berbahagia boleh merasakan derita yang sama seperti derita Tuhan Yesus.

Firman Tuhan hari ini dan Santa Faustina dan banyak para kudus lainnya sungguh berkorelasi. Saya jelas belum pernah melihat Tuhan dan belum pernah juga mendengar suara, apalagi berbincang dengan Tuhan. Tapi saya cukup berbesar hati dan bersyukur, karena boleh mengenal Tuhan Yesus. Perkenalan yang berlangsung secara bertahap dan waktu yang panjang. Sejak dibaptis 45 tahun lalu, iman saya bertumbuh secara perlahan dan Kasih-Nya tak pernah putus selalu menyertai. Saya boleh “mendengar” suara-Nya saat saya membaca Kitab Suci. Saya berbincang, walau hanya satu arah dengan-Nya saat berdoa. Saya berjumpa dengan-Nya saat menyambut Komuni Kudus. 

Saya berharap iman saya terus bertumbuh. Namun saya tidak bermimpi Tuhan ijinkan saya melihat penampakan-Nya atau mendengar suara sapaan-Nya, karena saya sadar, masih jauh dari kudus. Saya hanya berharap boleh terus mengalami kasih Tuhan dalam kehidupan ini. Juga boleh terus diberi kesempatan melayani Gereja-Nya. Ini sudah membuat saya berbahagia.  


Doa :

Yesus yang baik, terima kasih atas segala kebaikan dan pertolongan-Mu. Ijinkan aku boleh lebih dalam lagi mengenal-Mu dan terus melayani Gereja-Mu. Amin.

https://i2.wp.com/berkat.id/wp-content/uploads/2016/11/Sor-faustina-300x300.jpg?resize=300%2C300




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang