(Renungan) Mecari Harta Karun

Mencari Harta Karun
(Twiggy)


“Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan tepat, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat…”
(1 Raj. 3 : 9)


Kalender Liturgi Minggu, 30 Juli  2023
Bacaan Pertama : 1 Raj.3 : 5, 7-12
Mazmur Tanggapan : Mzm. 119 : 57, 72, 76-77, 127-128, 129-130
Bacaan Kedua : Rm. 8 : 28-30
Bacaan Injil : Mat. 13 : 44-52


Keluarga ayah mertuaku terdiri dari lima bersaudara yang kesemuanya mendapat warisan orang tua. Satu persatu saudara ayah mertuaku meminta uang dan perhiasan dalam jumlah cukup banyak. Sedangkan  ayah mertuaku meminta sapi, tanah, kebun dan  sawah. Waktu berlalu cepat,  warisan yang diterima oleh saudara-saudara ayah mertuaku telah digunakan dan habis tak tersisa. 

Ayah mertua, tetap bekerja menggunakan sapi pemberian orang tuanya untuk membajak sawah. Tanaman padi menjadi sumber pangan keluarganya bahkan menjadi sumber penghasilan. Tanah kebun disewakan kepada perusahaan pabrik tebu dan hingga kini masih dapat dinikmati hasilnya. Semua hasil tanah dan sawah tetap dibagi kepada saudaranya. Saat tutup usia, semua dikelola oleh sanak saudaranya. Bersyukur ayah mertua  memilih dengan hikmat yang benar, menemukan harta terpendam dan mengusahakan yang terbaik. 

Salomo  patut diteladani, dia meminta kepada Tuhan agar memiliki hati yang faham dalam menimbang perkara untuk menghakimi dengan tepat, dan dapat membedakan yang baik dan yang jahat. Salomo menyadari keterbatasannya sebagai manusia yang belum berpengalaman dalam memerintah sebagai raja. 

Salomo mengandalkan Tuhan sehingga dimampukan menjadi raja dengan mengusahakan hal terbaik untuk Tuhan dan untuk bangsanya. Salomo meminta dengan tepat harta terpendam yang telah disediakan Tuhan yaitu hikmat. Hikmat adalah hati yang bijaksana dan memiliki cara pandang yang tajam, mampu melihat dan menimbang segala sesuatu dari sudut pandangan Allah dan Firman-Nya. Hikmat adalah salah satu harta terbesar dalam kehidupan ini. Allah ingin memberikan hikmat ini kepada setiap orang beriman dan dapat diperoleh melalui doa, pencerahan Roh Kudus dan tekun belajar mengenal firman-Nya  untuk mempelajari jalan-jalan Allah.

Salomo diberikan hikmat dan pengertian, namun hal ini tidak menjamin bahwa ia akan bertekun dalam kesetiaan kepada Allah, karenanya Allah memperingatkannya untuk selalu berhati-hati dan hidup menurut jalan-jalan-Nya serta menaaati semua perintah-Nya. 

Sudahkah kita meminta hikmat dari Allah dan juga berusaha bertekun serta setia pada Allah?Maka sudah selayaknya kita memberikan yang terbaik untuk Allah Sang Sumber Hikmat.


Doa :

Bapa yang Maharahim terima kasih atas bimbingan-Mu dalam setiap hidup kami. Tak henti-hentinya kami selalu memohon hikmat kepada-Mu dan agar terus mengingatkan kami agar kami dimampukan memberikan yang terbaik untuk melayani-Mu dan pantas menjadi anggota Kerajaan Allah bersama para Kudus-Mu. Amin.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ3Lpea3iq-ERfMfl7vSl7zEAfX3AODrntWIA&usqp=CAU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang