(Renungan) Mendengar dengan Hati, Berbuah dan Berbagi dengan Semangat Kasih

Mendengar dengan Hati, Berbuah dan Berbagi dengan Semangat Kasih
(Hendri Candra)

“Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan.”
(Mat. 13 : 9)


Kalender Liturgi Minggu, 16 Juli 2023
Bacaan Pertama : Yes. 55 : 10-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 65 : 10-14
Bacaan Kedua : Rom. 8 : 18-23
Bacaan Injil: Mat. 13 : 1-23
a


Saya teringat di dalam suatu rekoleksi, terdapat acara selingan, kami diminta meneruskan kalimat secara berantai, dibisikkan dari satu telinga ke telinga teman lain. Di penghujung barisan, ternyata hampir semua peserta yang berada di giliran terakhir tidak bisa mengulangi secara tepat dan persis kalimat yang dibisikkan oleh peserta di awal barisan. Kelompok dengan konsentrasi dan pemahaman yang baik, biasanya yang tampil dengan jawaban yang hampir sempurna atau malah sempurna.

Melalui bacaan Injil Matius  hari ini,  dengan  sangat menarik dan luar biasa di ayat 9, Yesus berkata: “Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan.” Pemakaian frasa ini setelah Yesus mengajarkan perumpamaan tentang penabur yang menaburkan benih, sangat berhubungan dengan keterbukaan dan kerendahan hati untuk bukan hanya mendengarkan tetapi melaksanakan sabda Tuhan. Selain di ayat 9, di bab 13 ayat 43, kita juga menemukan Yesus memakai frasa, “Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari  dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! “

Di antara orang banyak yang mendengarkan pengajaran tentang sang  penabur ini, ada orang yang  acuh tak acuh dan mencela seperti orang Farisi dan ahli Taurat sehingga seperti perumpamaan Yesus bahwa benih yang ditabur jatuh di pinggir jalan dan akhirnya dimakan burung. Sang penabur adalah Allah yang selalu menaburkan rahmat-Nya tanpa pamrih kepada siapa pun. Dengan merendahkan hati dan membuka hati mensyukuri berkat yang dicurahkan Tuhan, benih yang ditaburkan Tuhan akan jatuh ke tanah yang subur,  berbuah dan berguna untuk banyak orang. 

Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, rasul Paulus menulis: Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? (Rm. 10:14) Setiap selesai misa kudus, kita selalu menerima berkat dan pengutusan untuk mewartakan Kasih Allah. Apakah kita sungguh siap untuk  melakukannya?


Doa:

Bapa yang Mahabaik, terima kasih atas Sabda-Mu yang kembali mengingatkan kami untuk selalu membuka mata hati kami untuk mendengar, mengenal dan akhirnya boleh siap sedia membagikan buah kasih-Mu kepada orang lain. Demi Kristus, Tuhan dan Penebus kami. Amin.




https://awsimages.detik.net.id/content/2013/10/02/763/bisik.jpg


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang