(Renungan) Ada Karena Allah

Ada Karena Allah
(Veronika Trimardhany)


Sebab segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah dan menuju kepada Allah. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya. 
(Rm. 11 : 36)

Kalender Liturgi Minggu, 27 Agustus 2023
Bacaan Pertama : Yes. 22 : 19-23
Mazmur Tanggapan : Mzm. 138 : 1-2a, 2bc-3, 6, 8bc
Bacaan Kedua : Rm. 11 : 33-36
Bacaan Injil : Mat. 16 : 13-20


Tidak ada yang bisa menandingi kekayaan dan kebijaksanaan Allah di dunia maupun di akhirat. Kita pun tidak mampu mengetahui rencana Allah untuk masa depan, rejeki maupun kesehatan kita. Allah bagaikan sutradara sedangkan kita sebagai pemainnya, mau dijadikan pemeran apa kita pun tidak mengetahuinya dan tidak bisa menolaknya. Oleh karena itu sebagai pemain maka kita harus berserah dan mohon petunjuk dari Allah melalui Putranya yaitu Tuhan Yesus.
 
Seperti cerita Yusuf, anak Israel yang masa remaja dianiaya oleh saudara-saudaranya, yang kemudian setelah dewasa bukan menjadi gelandangan di Mesir, namun malah menjadi penolong bagi orang-orang yang kelaparan, termasuk saudara-saudaranya. Mereka sangat tergantung pada kebijakan Yusuf di masa paceklik untuk mendapatkan gandum sebagai  makanan mereka. Melalui peristiwa Yusuf kita mengetahui alangkah dalamnya  kekayaan, kebijaksanaan, dan pengetahuan Allah! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? 

Banyak orang hebat bukan berasal dari orang terkenal namun justru menjadi luar biasa, salah satu contoh adalah Bunda Theresia dari Calcuta. Wanita sederhana yang berkutat pada kehidupan orang terpinggirkan justru dipilih Tuhan untuk dijadikan pembawa perdamaian dunia dan mendapat Nobel Perdamaian.  Begitu juga seorang Jokowi dari kampung Solo yang disebut sebagai tukang kayu dari desa. Siapa sangka sekarang menjadi Presiden yang disegani oleh banyak negara di dunia, dan berdampak pada kita rakyatnya. Hingga kita tidak dianggap remeh oleh negara lain, namun sekarang dipuji dan dihormati karena kita terbawa oleh prestasi Presiden Jokowi yang namanya harum di dunia. Kedua tokoh tersebut tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan dirinya, namun untuk kesejahteraan sesama manusia yang merupakan ciptaan Allah. Segala sesuatu yang dikerjakan  dihunjukkan kepada Allah sebagai tanda cinta.  

Tidak ada yang mampu mengira-ngira rencana Allah, bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, maka Allah-lah sebagai sumber dan juga tujuan manusia untuk memuliakan-Nya. Yang pada  akhirnya segala sesuatu bagi Allah adalah untuk kemuliaan-Nya. Dia adalah tujuan akhir karena segala sesuatu kembali kepada-Nya dan untuk memuliakan Dia selamanya.


Doa :

Ya Allahku dan junjunganku, jalan-Mu tidak bisa kuselami. Aku sebagai manusia kadang kurang sabar menghadapi masalah dan kurang sabar menunggu rencana-Mu, tapi karena aku belajar dari Putra-Mu dan Bunda Maria yang selalu taat pada-Mu, maka dengan pertolongan Roh Kudus aku hanya bisa berserah dan berdoa untuk melaksanakan tugasku untuk mencapai tujuan hidupku menuju panggilan yang telah Engkau sediakan. Rencana-Mu pasti indah pada waktunya dan semoga aku selalu setia menantinya. Amin.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSfIF42J9ajKc0j9lFyFabDoOHJWYFJxh735A&usqp=CAU






Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang