(Renungan) Iman yang Menyelamatkan

Iman yang Menyelamatkan
(Wellyani Maria)


Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
(Mat. 15 : 28)


Kalender Liturgi  Minggu, 20 Agustus 2023
Bacaan Pertama :Yes. 56 : 1, 6-7
Mazmur Tanggapan : Mzm. 67 : 2-3, 5, 6 , 8
Bacaan Kedua : Rm. 11 :13-15, 29-32 
Bacaan Injil : Mat. 15 :21-28


Perempuan dari Kanaan yang menemui Yesus adalah perempuan yang gigih, pantang menyerah, berani terus mendesak, menembus barisan dan memohon belas kasih Allah. 
Yesus menguji iman perempuan itu dengan perkataan  "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing". Saat  itu orang di luar Yahudi disebut anjing sebagai lambang kafir karena merupakan bangsa diluar Yahudi. Perempuan itu bukan bangsa Yahudi, namun Ia percaya Yesus dan menanggapi dengan bijaksana dan menjawab “Namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh”. Suatu gambaran jawaban penuh kesungguhan karena menyadari posisi dirinya.

Mendampingi mama selama sembilan tahun membuat saya belajar untuk memiliki iman yang teguh seperti  perempuan Kanaan. Agustus 2014 vonis dokter membuat saya dan adik-adik kaget, sedih, bingung, ragu, marah, campur aduk saat itu. Kami sepakat harus berpacu dengan waktu, mengusahakan pengobatan medis terbaik untuk mama. Awalnya kami merahasiakan vonis dokter terhadap mama, tetapi dengan berjalannya waktu mama pun memahami arti kontrol rutin ke dokter setiap bulan. 

Vonis dokter seakan membunuh harapan kami namun kami tetap menaruh harapan besar bahwa dalam sakitnya mama jangan mengalami kesakitan seperti kebanyakan pasien lainnya. Dua kali operasi dan dua sesi kemoterapi dijalani mama, semua terlaksana dengan baik dan mama tidak pernah mengeluh kesakitan.  Bagi kami ini adalah jawaban atas doa yang kami mohonkan untuk kesembuhan mama. Sekarang kami tahu, bahwa mama ada sampai sekarang karena iman mama dan kasih karunia Allah yang besar. 

Seperti perempuan Kanaan, keteguhan iman mama dalam doa dan keheningan batin menjadikannya terus memiliki semangat dan menikmati berkat Allah dalam setiap fase kehidupannya.

Dalam tugas peziarahan di dunia ini, sudahkah kita memiliki sikap hati yang teguh, tidak gampang loyo dan cengeng? Merasa lelah karena sekian lama doa tak bertepi dan tak terjawab.  Apakah kita sudah memiliki iman yang teguh seperti perempuan Kanaan, yang berani terus maju datang memohon belas kasih Allah dengan keteguhan iman?


Doa :

Bapa di Surga yang Mahabaik, belajar dari perempuan Kanaan, kami pun ingin memiliki iman yang teguh, pantang menyerah dan tangguh, memiliki pengharapan penuh, semangat, tidak gampang lelah, putus asa dan mundur, namun terus mengusahakan dan membangun niat yang tangguh untuk menjadi kawan sekerja Allah yang setia. Dengan pertolongan Roh Kudus-Mu, jadikan lah kami memiliki iman seperti perempuan Kanaan. Tambahkan iman kami dan bebaskanlah kami dari yang jahat. Nama-Mu kami puji kini dan sepanjang masa. Amin.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6_-z8q33SkJcjEn0am_DSWHLG7fRv9jo2xk53Xd0VEihywdL9yGfxhlf1XGRZGhjdQfheiT_nRoAazgE64t0IAYDV_BFyfAbhBRUyV7fhRZf9De_15qRB2lJCJZ5zlWaW84RgqylxB8bM/s1600/mujizat1.jpg

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang