(Renungan) Kekayaan dan Kesombongan

Kekayaan dan Kesombongan
(Widyawati)


Sekali lagi Aku berkata kepadamu: Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum 
daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. 
(Mat. 19 : 24) 


Kalender Liturgi Selasa, 22 Agustus 2023
Bacaan Pertama : Hak. 6 : 11-24a
Mazmur Tanggapan : Mzm. 85 : 9, 11-12, 13-14
Bacaan Injil : Mat. 19 : 23-30


“Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Pernyataan Yesus ini sangat membingungkan murid-murid-Nya terutama karena dalam Perjanjian Lama kekayaan dianggap sebagai berkat dari Allah. Kekayaan membuat orang bisa melakukan sedekah pada orang miskin, melakukan kurban dan berderma ke Bait Allah yang merupakan jalan tol masuk surga. Jadi mengapa Yesus membalikkan asumsi banyak orang di masa itu ?

Saya pikir bukan kekayaan yang membuat kita susah masuk Surga, tetapi sifat kita saat memiliki kekayaan. Kekayaan yang dimaksudkan Yesus di sini pun jangan dianggap hanya kekayaan materi semata, namun termasuk juga semua kelebihan kita dibandingkan orang lain pada umumnya. Kita yang lebih pandai, lebih cantik atau lebih ganteng, lebih sehat, lebih berkuasa, lebih disayang orang tua dan lebih-lebih lainnya dibandingkan orang kebanyakan  bisa membuat kita merasa lebih unggul daripada orang lain. Rasa lebih ini membuat kita menjadi sombong. Sifat sombong inilah yang sangat tidak disukai Tuhan. 

Dalam cerita pewayangan, dari lima Pandawa bersaudara hanya satu yang masuk nirwana. Ada yang sombong merasa paling ganteng sendiri, yaitu si Nakula. Ada yang sombong merasa paling kuat yaitu si Bima. Arjuna gagal masuk nirwana karena merasa paling jagoan memanah dan paling disukai wanita. Sedangkan Sadewa juga gagal karena merasa ia adalah kesayangan ibunya. Justru Yudistira yang rendah hati akhirnya menjadi satu-satunya yang berhasil masuk nirwana. 

Memiliki kelebihan selalu rentan menumbuhkan keangkuhan, menjadi sombong. Sifat terburuk yang dipicu oleh kesombongan adalah merasa bisa mengatur jalan hidupnya tanpa mengandalkan Tuhan. Sifat-sifat yang muncul bersamaan dengan "kekayaan" inilah yang tidak disukai Tuhan dan menjadi penghambat untuk masuk surga. Sekiranya saat ini kita diberi kekayaan oleh Tuhan dalam bentuk apa pun baiklah jika kita selalu waspada dan eling agar kekayaan dunia ini tidak menghalangi kita masuk Surga. 
 

Doa : 

Ya Tuhan, aku bersyukur hidupku hari ini penuh berkat-Mu yang melimpah. Kumohon rahmat kerendahan hati agar berkat yang aku terima tidak membuatku lupa pada-Mu sebagai sumber kehidupanku. Ingatkan aku selalu bahwa hanya Engkaulah yang utama. Hidupku sekarang ini hanya karena kemurahan hati-Mu saja. Amin. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang