(Renungan) Kemurahan Tuhan

Kemurahan Tuhan
(Patricia B.Y.)


Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kapadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
(Mat. 20 : 6b-7)


Kalender Liturgi Rabu, 23 Agustus 2023
Bacaan Pertama : Hak. 9 : 6-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 21 : 2-3, 4-5, 6-7
Bacaan Injil : Mat. 20 : 1-16a


Oleh karena kemurahan Tuhan 
Ku ada sampai hari ini
Oleh karena kebaikan Tuhan 
Janji-Mu terjadi bagiku
Kusembah Kau Tuhan, kumengangkat tanganku
S’lamanya Kau ajaib bagiku

Lagu dari Angel Pieters mengalun lembut, merasuki relung hatiku malam ini. Benar Tuhan, hanya kemurahan-Mu saja, aku ada sampai saat ini. 

Seperti dalam bacaan hari ini yang menggambarkan hubungan antara pekerja dan pemilik kebun anggur. Mereka sepakat bekerja dengan upah satu dinar per hari. Di sore hari, mereka menerima upahnya sesuai kesepakatan tersebut.

Tetapi apa yang terjadi? Mereka merasa tidak diperlakukan dengan adil, terutama yang sudah bekerja sejak pagi hari. Katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan Engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari? (Mat. 20:12)

Adanya penambahan pekerja untuk bekerja di kebun anggur menjelang siang dan sore hari bukanlah karena luasnya tanah yang digarap, melainkan karena banyaknya orang yang menganggur. Pemilik kebun anggur memerintahkan mereka bekerja bukan karena keahlian atau kecakapannya melainkan karena belas kasihan.

Kita ini sama seperti pekerja kebun anggur. Kita terkadang merasa berhak mendapat lebih atas apa yang telah kita lakukan; pelayanan kita, pengorbanan kita. Seolah kita boleh menuntut Allah agar membayar atas apa yang telah kita lakukan. Tidak seorang pun layak masuk dalam Kerajaan Surga. Hanya anugerah Allah saja yang memantaskan kita.

Apakah kita menyadari bahwa Allah sudah lebih dulu mengasihi kita, mengijinkan kita menjadi pekerja kebun anggur-Nya, sehingga kita mau melakukan yang terbaik untuk membalas kasih dan kemurahan-Nya? Atau, apakah selama ini kita melakukan kebaikan hanya untuk mendapat upah atas jerih payah kita? 


Doa :

Tuhan Yesus, ku mengucap syukur boleh menjadi pekerja kebun anggur-Mu. Kau telah berbelas kasih kepadaku dalam setiap musim hidupku. Kupercaya hanya karena belas kasih dan anugerah-Mu, aku boleh memasuki Kerajaan-Mu dan tinggal bersama-Mu selalu. Amin. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang