(Renungan) Perceraian dalam Gereja Katolik

Perceraian dalam Gereja Katolik
(Thomas Hari Hartanto)


Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang sudah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia

(Mat. 19 : 6)


Kalender Liturgi Jumat, 18 Agustus 2023
Bacaan Pertama : Yos. 24 : 1-13
Mazmur Tanggapan :  Mzm. 136 : 1-3, 16-18, 21-22, 24
Bacaan Injil :  Mat. 19 : 1-12

          
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Catholic News Agency pada tahun 2013 melaporkan bahwa tingkat perceraian di antara umat katolik di Amerika Serikat mencapai angka 28%. Angka ini lebih rendah dari angka rata-rata percerian pada pemeluk Protestan yakni di angka 39%, atau pada pemeluk agama lain di angka 35%. Angka perceraian di dalam Gereja Katolik itu cukup tinggi, meskipun istilah perceraian sendiri sebenarnya tidak dikenal dalam Gereja Katolik.

Dalam suatu webinar, pembicara melaporkan keprihatinannya tentang angka pembatalan perkawinan di KAJ yang mencapai 20 pasang dalam setahun atau rata-rata hampir 2 pasang setiap bulannya, meskipun Gereja Katolik sudah berusaha menekan angka pembatalan perkawinan ini dengan menyelenggarakan Kursus Persiapan Perkawinan dan Penyelidikan Kanonik. 
           
Apakah angka-angka di atas mengindikasikan melemahnya iman umat Katolik terhadap ajaran Tuhan Yesus? Rasanya tak sorang pun menginginkan sebuah perceraian ketika merencanakan sebuah perkawinan, namun dalam perjalanan waktu ada saja masalah yang muncul ke permukaan, yang dirasa tidak memungkinkan sebuah perkawinan terus dipertahankan.

Tuhan Yesus mengecam sebuah perceraian seperti apa yang difirmankan Allah melalui nabi Maleakhi : Sebab Aku membenci perceraian , firman Tuhan, Allah Israel. Sejak semula Allah tidak menciptakan mereka sebagai 2 pribadi yang terpisah, melainkan laki-laki dan perempuan sebagai sebuah kesatuan  yang membentuk unsur-unsur dalam sebuah keluarga. Dan Tuhanlah yang menjadi saksi perjanjian di antara mereka.
          
Manusia diciptakan sebagai citra Allah yang adalah Roh, jadi manusia bukan semata-mata merupakan makhluk jasmaniah tetapi juga makhluk rohani. Dan tak akan ada pertumbuhan rohani yang sempurna dalam kehidupan manusia yang terpecah karena adanya perceraian. "Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan Ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap istri masa mudanya.” (Mal. 2:15)


Doa : 


Ya Tuhan, aku menyadari bahwa aku bukanlah seorang yang sempurna, namun Engkau tetap menerima aku apa adanya dan selalu mengampuni dosa-dosaku. Ajarlah agar aku mampu menerima kekurangan pasanganku seperti Engkau telah menerimaku meskipun aku sungguh tidak layak bagi-Mu. Amin.



https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20220130/Perceraian-Bukan-Kiamat/images/cerai--2dmkwm.png






Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang