(Renungan) Perkara Dosa

Perkara Dosa
(Yohanna Fransiska Tjen Nonie)


Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga 
dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. 
(Mat 18:18)


Kalender Liturgi Rabu, 16 Agustus 2023
Bacaan Pertama : Ul. 34 : 1-12
Mazmur Tanggapan : Mzm. 66 : 1-3a, 5, 8, 16-17
Bacaan Injil : Mat. 18 : 15-20


Saya membayangkan, seandainya ada seorang teman yang berdosa karena melakukan perselingkuhan dengan pasangan orang lain. Sebaiknya teman ini kita tegur diam-diam secara empat mata, agar tidak menyebabkan keributan dan mengakibatkan dia menjadi malu. Namun jika ternyata cara ini tidak dihiraukan dan dia tetap melanjutkan perbuatan dosanya. Apa yang sebaiknya kita lakukan? Hemat saya, sebaiknya kita jangan menyerah. Kita dapat memanggil dua atau tiga orang lain, untuk membantu menegur dan menasehatinya. Kalau dengan cara ini dia insaf dan mau bertobat, sebaiknya masalah diselesaikan, dan kita membuat awal persahabatan baru dengannya. Namun kalau cara ini tidak didengar juga, saya akan memandang dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah, atau orang yang hidupnya di luar keselamatan Tuhan.

Mari kita amati, apa yang diperintahkan Tuhan Yesus mengenai sebuah perkara dosa. Yesus menghendaki agar umat-Nya dapat diselamatkan. Yesus tidak menghendaki ada anak-Nya yang hilang.

Jika kita telah terlibat dalam perkara dosa orang lain dan kita sudah mengupayakan untuk membantunya, tetapi tidak berhasil menolong, itulah yang dimaksudkan Yesus dengan kata "Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Jadi disiplin Gerejani sudah diterapkan dalam hidup menggereja.

Saya pernah punya seorang teman, yang berkelakuan menyimpang. Saya menasehati dia untuk tidak menerima Komuni jika ia misa di Gereja, karena dia hidup bersama seorang laki-laki tanpa ikatan perkawinan. Awalnya  ia tidak mau mendengar. Ia terus menerima Komuni setiap misa. Kemudian saya berhasil membawanya menghadap seorang pastor. Singkat cerita ia lalu insaf dan merubah hidupnya dan tidak menerima Komuni lagi hingga masalah perkawinannya dibereskan.

Dalam menengahi perkara-perkara dosa, kekuatan untuk menolong tentu saja bukanlah dari diri kita sendiri. Walau kita merasa sangat ahli dan paham memberi solusi, hendaknya kita melibatkan Tuhan dalam semua perkara, karena Tuhanlah sumber kekuatan dan jalan terbaik. 


Doa:

Ya Allah, ya Tuhanku, kupercayakan seluruh hidup dan matiku ke dalam tangan-Mu. Bantu dan sertailah aku, agar dapat berguna bagi sesamaku, yang membutuhkan pertolongan dan kasih dariku. Kemuliaan kepada Bapa Putra dan Roh Kudus, seperti pada yg permulaan, sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

https://img.heartlight.org/overlazy/creations/8538.jpg


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang