(Renungan) S I A G A - Bersiap-Siap dan Berjaga-Jaga

S I A G A 
Bersiap-Siap dan Berjaga-Jaga

(Alberta)


Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, 
karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga
(Mat. 24 : 44)


Kalender Liturgi Kamis, 31 Agustus 2023
Bacaan Pertama : 1 Tes. 3 : 7-13
Mazmur Tanggapan : Mzm. 90 : 3-4, 12-13, 14, 17
Bacaan Injil : Mat. 24 : 42-51


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata bersiap-siap adalah mengatur segala sesuatu (untuk). Sedangkan berjaga-jaga berarti tidak tidur semalam suntuk. Kata bersiap-siap juga merupakan sinonim dengan kata berjaga-jaga. Dapat disimpulkan di balik kata bersiap-siap dan berjaga-jaga (siaga) merupakan tindakan aktif melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Seluruh aspek kehidupan manusia memerlukan berbagai persiapan supaya tujuan yang diharapkan tercapai. Sebagai pengikut Kristus, kita percaya tujuan hidup kita di dunia dalam rangka mempersiapkan diri supaya tidak bercacat dan kudus di hadapan Allah Bapa pada waktu kedatangan Yesus dengan semua orang kudus-Nya. (1 Tes. 3:13)

Kotbah Yesus tentang akhir zaman dalam Injil Matius pasal 24 berawal ketika para murid Yesus bertanya kapan keruntuhan bait Allah terjadi, apa tanda kedatangan Yesus, dan tanda kesudahan dunia. Yesus memberi nasihat kepada para murid-Nya supaya berjaga-jaga karena seperti dituliskan dalam Matius 24:36 bahwa kedatangan Anak Manusia tidak seorang pun tahu, malaikat-malaikat di Surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri. Jadi, apa saja persiapan yang diperlukan umat manusia untuk menghadapi akhir zaman?

Kedewasaan iman bertumbuh seiring berjalannya waktu. Ketika saya masih SD, saya berpikir dengan rajin ke gereja setiap minggu sudah cukup memenuhi kewajiban sebagai seorang Katolik. Di tingkat SMP dan SMA, saya menjadi putri altar. Tetapi kegiatan rohani ini saya jalani hanya sebatas tugas dan tanggung jawab. Saya mengalami titik balik iman ketika diajak teman kos untuk mengikuti Seminar Hidup Baru dalam Roh. Saya mengalami kasih Yesus yang begitu besar. Perjumpaan dengan Yesus secara pribadi mengubah pandangan saya tentang tujuan hidup di dunia ini. Sejak itu saya mulai gemar membaca Alkitab dan terus berusaha mengamalkannya. Pengalaman dikasihi dan tindakan kasih yang dilakukan dengan konsisten merupakan proses menuju hidup yang kudus supaya kita siap menyambut kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Mari kita saling mendoakan dan mengingatkan satu sama lain untuk semakin hidup berkenan di hadapan-Nya!


Doa : 

Ya Bapa yang Mahamurah, ajar kami untuk menghitung hari-hari supaya kami beroleh hati yang bijaksana serta belajar taat dan setia melakukan kehendak-Mu sampai pada waktu kedatangan Kristus. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang