(Renungan) Jagalah Hati sebagai Perbendaharaan yang Baik

Jagalah Hati sebagai Perbendaharaan yang Baik
(Ignasius Hardjo Subroto Lilik)


“Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.
Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”
(Luk. 6 : 45)


Kalender Liturgi Sabtu, 16 September 2023
Bacaan Pertama : 1 Tim. 1 : 15-17
Mazmur Tanggapan : Mzm. 113 : 1-5a, 6-7
Bacaan Injil : Luk. 6 : 43-49


Hati adalah perbendaharaan, sebagai tempat penyimpanan. Perkataan dan tindakan adalah barang yang dikeluarkan dari perbendaharaan itu. Dikatakan bahwa orang baik akan melakukan perbuatan baik karena di dalam hatinya ada kebaikan. 

Bagaimana untuk menjadi orang baik? Orang baik adalah orang yang melakukan kehendak Allah, tidak sekedar menyebut-nyebut nama Allah. Untuk bisa melakukan kehendak Allah, saya harus tahu kehendak-Nya melalui Kitab Suci yang berisi firman-Nya. Melalui firman-Nya saya diteguhkan, ditegur dan dibimbing.

Suatu saat ada kesalahan perhitungan dalam biaya konstruksi di satu proyek yang saya tangani, kesalahan itu karena adanya gambar perencanaan yang tidak sinkron satu dengan yang lain. Saya sangat kecewa dan cenderung menyalahkan team saya. Berbagai tuduhan siap saya lontarkan untuk meeting esok hari. Malam harinya saya membaca ayat Luk. 6:41: Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri engkau tidak tahu? (saya ikut kegiatan Ayo Baca Kitab Suci di Lingkungan yang bacaannya adalah perikop tersebut saat itu). Saya seperti diingatkan bahwa apa yang terjadi tidak sepenuhnya salah mereka, saya juga punya andil  yang besar dalam kesalahan itu karena saya tidak koordinasikan dengan baik, tidak cross-check dengan mereka sebagai pimpinan.

Keesokan hari ketika rapat dengan team, saya tidak marah, tetapi  bersama-sama dengan team mencari solusi terhadap hal tersebut. Team senang karena mereka tidak merasa disalahkan, melainkan diajak mencari solusi. Saya juga merasa senang karena bisa mengeluarkan sesuatu yang baik dari perkataan dan tindakan saya. Dari kejadian ini saya percaya perlunya pembentukan perbendaharaan hati yang baik, mengisi hati dengan firman Tuhan, agar bisa melahirkan tindakan dan perkataan yang baik.
 
Di sini pentingnya untuk menjaga perbendaharaan hati yang baik, karena yang diucapkan mulut seseorang, meluap dari hatinya.


Doa:

Allah Bapa yang ada di Surga, pimpin saya agar selalu mengisi hati saya dengan firman-Mu sehingga menjadi perbendaharaan yang baik, yang  memampukan saya melahirkan perkataan dan tindakan yang baik, dan tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Dengan demikian nama-Mu semakin dimuliakan. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang