(Renungan) Mendengarkan

https://ik.trn.asia/uploads/2023/08/1691585237380.jpeg?tr=w-995

Mendengarkan
(Ari Susanto)


“Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” 
(Luk. 8:8)


Kalender Liturgi Sabtu, 23 September 2023
Bacaan Pertama : 1 Tim. 6 : 13-16
Mazmur tanggapan : Mzm.100 : 2, 3, 4, 5
Bacaan Injil : Luk. 8 : 4-15


Yesus memberi penjelasan kepada para murid dengan perumpamaan seorang penabur. Sebab, para murid diberi karunia yang hidup untuk mengetahui rahasia-rahasia Kerajaan Allah. Itu sebabnya Yesus mengajar dengan perumpamaan penabur. Para Murid menjadi saksi hidup bagaimana Yesus melakukan karya-karya ajaib Allah, pengajaran maupun mukjizat penyembuhan. Mereka adalah saksi bagaimana Yesus Sang Sabda Allah menanamkan benih kepada setiap insan. Nyatanya, benih yang ditabur tak semuanya menghasilkan buah berlimpah. Para murid pun termasuk yang belum tekun dengan pewartaan Allah.

Menanggapi ketidakmengertian para murid, Yesus menjelaskan bahwa benih yang Ia maksudkan adalah firman Allah (ay.11). Di mana Allah sendiri menaburkan benih di atas berbagai jenis tanah, yang melambangkan berbagai jenis orang yang menerima firman tersebut. “Yang jatuh di penggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya..” (ay.12). Dengan demikian benih itu adalah firman Allah yang telah didengarkan orang serta merenungkannya dalam hidupnya.

Dalam sharing iman suatu kelompok doa di paroki, seseorang merasa rendah diri karena di Gereja Katolik kegiatan membaca dan mendalami Alkitab tidak rutin dilaksanakan. Dalam  mengikuti perayaan Ekaristi setiap minggu yang dibawa buku Puji Syukur bukan Alkitab. Dibanding gereja lain, tiap minggu jemaatnya membawa Alkitab ke gereja untuk dibaca. Menanggapi hal tersebut, seorang fasilitator dengan bijak mengajak para peserta untuk merenungkan setiap tahapan dalam liturgi Ekaristi dari ritus pembuka sampai ritus penutup. Bahwa keseluruhan liturgi dalam Ekaristi sebagai pewujudnyataan firman Tuhan yang tertulis untuk dirayakan. Kita diundang untuk hadir dan terlibat aktif di setiap tahapan liturgi secara sadar dengan mendengarkan. Bukankah perintah utama yang tertulis dalam Alkitab ialah "Dengarkanlah, hai orang Israel!" (Ul.6:3). Jadi  tidak perlu rendah diri karena yang diperlukan membuka telinga, mendengarkan dalam mengikuti perayaan Ekaristi..
 
Sebagai pengikut Kristus, hendaklah kita senantiasa membaca firman Tuhan dan mendengarkan suara-Nya, serta merenungkan dalam hati supaya dapat dipahami dan dimengerti. Sehingga kita mampu untuk berbicara kepada Tuhan dalam doa yang diinspirasikan dari firman-Nya. 


Doa :

Ya Allah yang Mahabijaksana, curahkanlah Roh Kebijaksanaan ke dalam hati dan akal budi kami. Agar kami dimampukan untuk mengerti dan memahami firman-Mu dan dikuatkan untuk di wujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang