(Renungan) Pelaku Iman Meski Tak Seiman

Pelaku Iman Meski Tak Seiman                                           
(Carla Claresta)


Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya.
Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.
(Luk. 7 : 2)


Kalender Liturgi Senin, 18 September 2023
Bacaan  Pertama : 1 Tim. 2 : 1-8
Mazmur Tanggapan : Mzm. 28 : 2, 7, 8-9
Bacaan Injil :  Luk. 7 : 1-10


Membaca perikop ini, mengingatkanku pada Mahatma Gandhi, tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan India dengan cara damai. Semasa hidup, kerap mengutip kata-kata Yesus dalam kotbah di bukit, Mat 5:7. Namun saat ditanya, mengapa ia tidak menjadi pengikut Kristus. Mahatma Gandhi menjawab, “Saya suka Kristus anda tapi saya tidak suka dengan orang Kristen.” Mungkin hal ini pula yang ada dalam benak perwira yang dikisahkan oleh Lukas. 

Dikisahkan seorang perwira sangat menghargai hambanya yang sedang sakit sekarat dan hampir mati. Sebagai tuan, ia bisa saja membuang hamba sakit yang telah dibelinya. Kala itu para hamba dibeli dan tuannya bebas memperlakukan sekehendak hati. Namun perwira tersebut meminta tua-tua Yahudi untuk mencari Yesus guna menyembuhkan hambanya. Ada belas kasih dalam dirinya dan kerendahan hati melayani seorang hamba. Meski bukan pengikut Yesus, perwira itu telah melakukan ajaran Yesus.

Pada masa itu orang Romawi menyembah dewa-dewa, namun perwira tersebut sangat toleran bahkan ikut membangun rumah ibadat orang Yahudi. Tentu saja dia seorang berada, memiliki rumah bagus dan layak untuk didatangi Yesus. Namun dengan rendah hati, ia mengatakan bahwa dirinya tidak layak menerima Yesus di rumahnya. Perwira yang memiliki beberapa ratus prajurit itu, juga menyebut dirinya tidak layak datang kepada Yesus.
 
Zaman now, kita bisa belajar dari presiden Joko Widodo. Pemimpin tertinggi yang dimiliki bangsa Indonesia. Dengan segudang karya, dikenal sebagai pribadi rendah hati dan dekat dengan rakyat. Sejak periode pertama terpilih hingga menjalani masa jabatan ke-2, sikapnya tidak berubah. Dalam sebuah pesan singkat, aku menerima video saat Pak Jokowi jongkok mengambilkan pin paskibraka yang jatuh, pada Selasa 15 Agustus 2023.

Maukah kita menjadi pelaku firman seperti perwira di atas? Menjadi pelayan, rendah hati, dan mengasihi sesama dalam komunitas basis terkecil; keluarga, sebelum melangkah menjadi pelayan dalam komunitas lebih besar dan menggereja.

Naik gunung jalan berliku
Ditemani pujaan hati
Hai sobat, belajarlah pada-Ku
Karena Aku rendah hati.


Doa:

Yesus yang  rendah hati, terima kasih aku memperoleh kesempatan mengenal-Mu. Semoga aku semakin ingat bahwa Engkau ada dalamku melalui hosti yang aku makan hingga selalu berusaha menjadi pribadi serupa dengan-Mu. Amin.

http://old.keuskupanbandung.org/img_post/L_7500.jpg



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang