(Renungan) Perjumpaan yang Menghidupkan

Perjumpaan yang Menghidupkan
(Irene Sri Handayani)


Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: 
"Jangan menangis!" 
(Luk. 7 : 13)


Kalender Liturgi Selasa, 19 September 2023
Bacaan Pertama : 1 Tim. 3 : 1-13
Mazmur Tanggapan : Mzm 101 : 1-3b, 5-6
Bacaan Injil : Lukas 7 : 11-17


Kisah ini merupakan salah satu gambaran kuasa Yesus sebagai Mesias. Kejadian ini juga berperan penting dalam memaklumkan Yesus sebagai  Allah yang sanggup membebaskan manusia dari kuasa maut.

Keadaan kebanyakan manusia ibarat nasib malang janda yang kehilangan putra tunggalnya. Suatu keadaan tanpa harapan dan masa depan seandainya tidak mendapat perjumpaan dan perhatian dari Tuhan.

Kita pasti akan mengalami tidak hidup lagi di dunia. Namun sebelum itu terjadi, banyak orang sudah merasa mati jiwanya karena kesusahan dan penderitaan hidup. 

Di sekitar kita ada banyak orang yang mati dalam iman, harapan dan kasih, oleh karena pengalaman hidup yang pahit. Maka dibutuhkan kepekaan hati kita yang berbelas kasih untuk menjawab kebutuhan dan harapan mereka. Jangan lupa bahwa Tuhan Yesus berkuasa membangkitkan dan menghidupkan. Dia mengundang semua orang yang mengalami lemah, letih, lesu, berbeban berat jiwanya untuk datang kepada-Nya dan Dia akan memberikan kesegaran (Mat. 11:28).

Sebagaimana yang dinasihatkan Paulus dalam bacaan pertama, yaitu menjadi teladan yang baik bagi sesama, sehingga kehadiran kita dapat membawa kehidupan baru bagi orang lain dalam setiap perjumpaan.

Beberapa tahun silam ketika saya membaca Kitab Suci, saya merasa ada semacam kabut di mata ini. Saya kira itu kotoran mata, namun setelah saya usap beberapa kali kabut itu tidak hilang. Merasa tidak nyaman dengan keadaan ini maka saya pun memeriksakan kondisi mata saya. Dokter mengatakan bahwa itu gejala katarak. Saya sangat terkejut karena saat itu saya baru berusia 40 tahun. Dalam bayangan saya, katarak diderita bagi yang sudah berusia 60 tahun ke atas.

Setiap hari saat membaca Kitab Suci, saya sering mengeluh dalam doa : Tuhan, saya ingin lebih mengenal sabda-Mu, koq sulit sekali (karena saya merasa terganggu dengan adanya kabut di mata saya ) dan berharap Tuhan menyembuhkan saya. Entah setelah berapa lama kemudian penglihatan saya pulih kembali.

Puji Tuhan perjumpaan saya dengan-Nya lewat Kitab Suci telah menyembuhkan saya.


Doa:

Tuhan Yesus, semoga dalam penderitaanku di tengah dunia ini, aku dapat senantiasa bersandar dan bersyukur pada-Mu. Buatlah mata imanku terbuka sehingga kehadiran dan karya-Mu dapat kurasakan dan aku memperoleh kesegaran dan kekuatan untuk meneruskan perjuangan hidup ini. Dengan demikikan setiap perjumpaanku dengan orang lain, aku dapat menghidupkan mereka yang patah semangat. Amin.

https://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2017/09/Percik-Firman-19-September-2017.jpg



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang