(Renungan) Yang Pertama

Yang Pertama
(Fidensius Gunawan)


Siapakah di antara keduanya yang melakukan kehendak ayahnya?
Jawab mereka, “Yang pertama.”
(Mat. 21 : 31)


Kalender Liturgi Minggu, 1 Oktober 2023
Bacaan Pertama : Yeh. 18 : 25-28
Mazmur Tanggapan : Mzm. 25 : 4bc-5, 6-7, 8-9
Bacaan Kedua : Flp. 2 : 1-11
Bacaan Injil : Mat. 21 : 28-32


Saat nonton bareng piala dunia sepak bola atau pertandingan lainnya, sering terdengar komentar-komentar sok jago seperti “masa nembak ke gawang kosong aja, bisa melenceng jauh gitu” atau “ya ampun operan koq salah sasaran terus.” Seolah-olah penonton lebih pandai dari para pemain  yang sedang merumput. Padahal kalau kami sendiri yang sedang bermain, misal dalam pertandingan antar kampung, dapat dipastikan kami lebih kacau. Karena kami tak pernah menjalani latihan-latihan yang diarahkan oleh pelatih yang baik.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus melempar perumpamaan tentang dua orang anak dalam menanggapi perintah ayah mereka. Kutipan Injil di atas adalah pertanyaan Yesus setelah selesai menyampaikan perumpamaan. Pertanyaan ini ditujukan kepada para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi yang hadir di Bait Allah saat Yesus sedang mengajar. Ternyata jawaban mereka sangat tepat. Tapi bukannya memuji mereka karena bisa menjawab dengan benar, Yesus malah mencela. Kata-Nya, “Sebab, Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu juga tidak juga percaya kepadanya” (Mat. 21:32). 

Menjadi penonton, atau pengamat memang relatif lebih mudah melihat dan mudah menjawab mana yang benar atau salah. Masalahnya dalam kehidupan sehari-hari, kita adalah pelaku. Seperti halnya para imam kepala, sangat mungkin kita tidak menyadari kesalahan-kesalahan kita. Entah karena ketidaktahuan atau entah karena bebal.

Bersyukurlah kita sudah dibaptis. Melalui KPKS, para alumni sudah berusaha mendalami Kitab Suci. Kita sering ikut acara-acara pendalaman Kitab Suci dari berbagai narasumber mumpuni. Kita juga sering ikut retret, rekoleksi, adorasi, novena, dan kegiatan rohani lainnya. Artinya kita selalu berada dalam lingkaran kasih Allah. Tinggal bagaimana kita terus berusaha mengikuti perintah-Nya dan melangkah dalam jalan kebenaran yang telah ditunjukkan-Nya. 
Yesus tidak memandang latar belakang dan segala kekurangan serta dosa kita, jadi bila kita bertobat, melakukan dan berjalan bersama-Nya, maka hidup kita akan damai di bumi dan kelak di Surga.


Doa :

Tuhan Yesus, hari ini Engkau mengingatkan kami untuk mengikuti jalan dan melaksanakan kehendak-Mu. Bimbing dan dampingi kami ya Tuhan. Amin.


https://th.bing.com/th/id/R.969319d6ed624b5854a51b5a71ff51de?rik=vwgK633fv9pZpw&riu=http%3a%2f%2fmajalahmekar.komsospadang.com%2fwp-content%2fuploads%2f2020%2f12%2fWhatsApp-Image-2020-12-14-at-09.28.34-1-768x432.jpeg&ehk=dF5iv7GjIfJGUJs1qjWStSbxFtAoaHY5QPcbSdGmKfA%3d&risl=&pid=ImgRaw&r=0



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang