(Renungan) Berikanlah Apa yang Wajib Kamu Berikan

Berikanlah Apa yang Wajib Kamu Berikan
(Yashinta Roslini Onwardi)



"Apakah diperbolehkan  membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?“ 
(Mat. 22 : 17)


Kalender Liturgi Minggu, 22 Oktober 2023
Bacaan Pertama : Yes. 45 : 1, 4-6
Mazmur Tanggapan : Mzm. 96 : 1, 3, 4-5, 7-8, 9-10ac
Bacaan Kedua : 1 Tes.1 : 1-5b
Bacaan Injil : Mat. 22 : 15-21


Bacaan Injil hari ini berkisah  tentang situasi di mana sekelompok orang Farisi berunding untuk menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Pertanyaan yang dilontarkan adalah “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Niat menjebak tersebut pun tidak dilaksanakan sendiri namun melalui orang-orang suruhan mereka.
 
Yesus mengetahui kejahatan hati mereka dan memberikan jawaban bijak di luar dugaan mereka, yaitu "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” sehingga mereka tidak dapat menjerat Yesus sesuai skenario yang sudah disiapkan oleh sekelompok orang Farisi tersebut. Jawaban Yesus sungguh jauh dari harapan orang-orang dengan kejahatan hati tersebut.  Jawaban Yesus sangat mendasar, yaitu : Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Saya teringat cerita seorang teman yang bernama A. A dikenal sebagai seorang yang jujur dan selalu berupaya menegakkan nilai integritas di lingkungan kerjanya. Pada suatu waktu si A merasa dijebak oleh koleganya yang bernama B untuk mendukung rencana si B, yang kalau tidak disadari, kelihatannya bertujuan baik tentang ajakan untuk menegakkan rasa nasionalisme, tetapi sebenarnya hendak menjatuhkan atasan si B sendiri, karena atasan si B itu seorang expatriate. Selama ini si A telah menganggap si B sebagai seorang baik yang pintar dan profesional. Namun, untunglah si A cepat  menyadari dan bersyukur bahwa ternyata si B seorang yang tidak tulus, ambisius dan memakai topeng, sehingga si A tidak masuk ke dalam permainan si B, di mana karena berbagai alasan akhirnya si B terpaksa mengundurkan diri.

Menjadi seorang yang genuine, profesional dan berkeadilan tidaklah mudah, karena manusia mempunyai kecenderungan hati dan mengutamakan kepentingannya. Hanya orang yang bijak dan berlapang hati yang dapat mempraktekkan nilai kebenaran, ketulusan, kepekaan, keadilan dan mampu mengesampingkan kepentingannya demi kepentingan yang lebih besar.


Doa : 

Allah yang Mahabaik, ampuni kami yang sering jatuh pada sikap hati yang tidak tulus. Bimbinglah hati dan pikiran kami dengan kuasa Roh-Mu. Kuatkan kami untuk senantiasa  menjadi anak yang takut akan Engkau dan mampu menjadi teladan nilai-nilai baik yang kau ajarkan sendiri demi kemuliaan nama-Mu di mana pun kami berada. Amin.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e2/Moeda_de_C%C3%A9sar_%281790%29_-_Domingos_Sequeira_%28Colec%C3%A7%C3%A3o_Fam%C3%ADlia_Loureiro_Borges%29.png/250px-Moeda_de_C%C3%A9sar_%281790%29_-_Domingos_Sequeira_%28Colec%C3%A7%C3%A3o_Fam%C3%ADlia_Loureiro_Borges%29.png



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang