(Renungan) Berjaga-Jaga

Berjaga-Jaga
(FX. Didiwiria Salim)


Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala 
(Luk 12 : 35)


Kalender Liturgi Selasa, 24 Oktober 2023
Bacaan Pertama : Roma 5 : 12, 15b, 17-19, 20b-21
Mazmur Tanggapan : Mzm. 40 : 7-8a, 8b-9, 10, 17
Bacaan Injil : Luk 12 : 35-38


Bacaan Injil hari ini mengingatkan saya akan peristiwa Mei 1998 di negeri ini. Ketika itu kerusuhan massal diikuti dengan penjarahan terjadi di berbagai tempat. Kejadian tersebut menyebarkan aroma ketakutan yang luar biasa. Kami khawatir kalau-kalau akan menjadi korban berikutnya. Hal ini menyebabkan kami bersama warga satu komplek perumahan waspada dan berjaga-jaga. Kemungkinan kedatangan para penjarah yang tidak diketahui kapan waktunya membawa kecemasan bersama. Informasi yang simpang-siur juga membuat kami harus terus menerus berjaga secara bergantian di depan gerbang perumahan.

Sebagai umat beriman kita meyakini bahwa kedatangan kembali Kristus sudah dekat dan dapat terjadi kapan pun. Tetapi tidak ada seorang pun yang mengetahui waktu yang tepat, hanya Bapa saja yang tahu (Mat. 24:36).

Pada Lukas 12:35 digambarkan bahwa seorang pelayan harus selalu siap-siaga akan tanggung jawabnya melayani tuannya dengan pinggang tetap terikat dan pelita yang selalu menyala. Dengan berpakaian lengkap dan pinggang terikat, pelayan itu harus siap bertugas kapan pun tuannya datang. Bahkan ketika hari sudah malam pelitanya harus tetap menyala. 

Demikian kita sebagai umat Allah mempunyai tanggung jawab untuk selalu waspada dan berjaga-jaga dengan penuh kerinduan dan pengharapan akan kedatangan Kristus. Dengan bersikap seperti ini maka kita pun akan mendapat upah yang besar yaitu berbahagia bersama Kristus di surga pada waktu-Nya.

Sebagai umat Allah kita dituntut untuk mempunyai spiritualitas seorang hamba atau pelayan, yang siaga melayani tuannya dalam hal ini Allah. Tanggung jawab sebagai hamba Allah adalah selalu berjaga-jaga secara rohani. Bagaimana caranya? Taat kepada perintah-Nya dan melayani sesama dengan penuh cinta kasih. Karena dengan demikian kita senantiasa siaga akan godaan iblis yang selalu menunggu waktu yang tepat untuk menjatuhkan kita ke dalam dosa. Dengan upaya dan usaha menghalau godaan iblis, maka kita pun akan siap menghadapi kedatangan Kristus kapan pun waktunya.


Doa :

Ya Tuhan, berikan kami hati sebagai seorang hamba yang siaga melayani-Mu kapan pun waktunya, sehingga kami bisa menghalau godaan si jahat. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang