(Renungan) Bukan Damai, tetapi Pertentangan?

Bukan Damai, tetapi Pertentangan?
(Veronika Trimardhany)


Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.
(Luk. 12 : 51)


Kalender Liturgi Kamis, 26 Oktober 2023
Bacaan Pertama : Rm. 6 : 19-23
Mazmur Tanggapan : Mzm. 1 : 1-2, 3, 4, 6
Bacaan Injil : Luk. 12 : 49-53


Ketika membaca Injil Lukas 12:49-53 terutama ayat 51, “Yesus datang bukan membawa damai di dunia melainkan pertentangan.” Hal ini membuat saya sedih sekali saat membacanya. Apa betul Tuhan Yesus akan merusak tatanan kehidupan yang telah diselenggarakan oleh Allah Bapa-Nya sendiri?
 
Ternyata bukan pertentangan, namun Tuhan Yesus lebih ke arah pemisahan. Yang artinya Tuhan Yesus akan membawa pemisahan, mana yang siap dan mana yang tidak siap, saat Tuhan datang kembali ke dunia untuk membawa kita ke Tahta Allah. Seperti dikatakan dalam Injil Lukas 12:40, ”Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”

Lukas 12:52, “Mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.” Artinya, bahwa kebaikan akan melawan kejahatan. Oleh karena itu Yesus akan memisahkan di mana orang yang mengikuti ajaran-Nya dan melaksanakan akan membuahkan hasil yang baik kepada sesama serta membuahkan kasih yang berdampak pada kedamaian di lingkungan sekitarnya. Sedang yang tidak taat pada ajaran-Nya yang hanya mengikuti hingar bingar dunia tanpa mempedulikan kesusahan sesama, hanya mementingkan diri sendiri seperti berebut kekayaan, jabatan melalui kekerasan atau tipu muslihat maupun menjatuhkan lawannya yang tidak sealiran. Inilah yang akan menjadi pemisahan dari Yesus, yang merupakan pertentangan antara yang baik dan tidak baik.

Sebagai contoh terjadi di kehidupan politik menjelang pemilu tahun 2024. Para politikus saling menyerang satu sama lain. Menganggap partai yang diikuti adalah yang terbaik sedang partai lainnya tidak baik. Hal yang dapat menjadi pertentangan dalam satu negara. 

Ada pula tokoh politik yang selalu mengkritik dan menjelek-jelekkan pemerintah, namun tidak mengaca bahwa dirinya belum berbuat apa-apa untuk negara. Hal ini sesuai yang dikatakan  Yesus yang dianggap sebagai pertentangan. Oleh karena itu kita sebagai orang yang ingin mengikuti Yesus dengan ajaran kasih dan pengampunan menjadi senjata untuk melawan kejahatan yang sekarang terjadi.


Doa:

Tuhan Yesus ajarilah kami taat kepada-Mu melalui ajaran dari Sabda-Mu, sehingga kami memperoleh karunia rahmat untuk selalu berbuat kasih dan pengampunan. Walau apa pun yang terjadi kami selalu berserah pada-Mu. Ketika kami jatuh kami tetap bersandar pada-Mu untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Tuhan Yesus Engkaulah Andalan kami. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang