(Renungan) Harta Surgawi >< Harta Duniawi

Harta Surgawi >< Harta Duniawi
(Yoseph dan Caroline Pandisurya)


“Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, 
tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.”
(Luk. 12 : 21)


Kalender Liturgi Senin, 23 Oktober 2023
Bacaan Pertama : Rom. 4 : 20-25
Mazmur Tanggapan : Luk. 1 : 69-70, 71-72, 73-75
Bacaan Injil : Luk. 12 : 13-21


Tuhan Yesus hari ini memberikan beberapa ajakan, pertama agar berjaga-jaga dan waspada terhadap ketamakan (Luk.12:15a), kedua bahwa hidup tidak boleh bergantung dari kekayaan (Luk.12:15b). Yesus juga mengingatkan bahwa kekayaan itu tidak abadi, kehidupan di dunia juga tidak abadi, setiap saat kita bisa ‘dipanggil’ (Luk.12:20). Yesus pun memberi nasihat, siapa yang menimbun harta bagi dirinya sendiri dan tidak menyiapkan diri untuk kehidupan kekal, akan menjadi sumber keributan bagi keluarga besarnya seperti “bagi siapa nanti apa yang telah kau sediakan itu?" (Luk.12:20b). Dalam kehidupan sehari-hari, banyak keluarga terpecah belah karena harta warisan.
 
Mari kita lihat Abraham, sebagai contoh. Ia seorang yang memiliki banyak harta. Tetapi, ia percaya, janji Allah lebih mulia dan berharga dari apa pun. Itu sebabnya ia memilih mengikuti perintah Allah, pergi menuju tanah terjanji, dan meninggalkan hartanya. Serbagai contoh lain, kita tahu para orang kudus dan martir bahkan juga menyerahkan nyawanya dalam kesetiaan iman karena mereka mengimani Allah jauh lebih berharga.
 
Harta memang diperlukan sebagai sarana namun bukanlah tujuan kehidupan. Ketika kita hanya mencari yang sementara dan duniawi, maka hidup kita juga menjadi sementara dan terpaku di dunia ini. Apakah kita termasuk di dalamnya? Jika kita menjawab ya, perlulah kita mulai mengarahkan diri kepada harta surgawi yang harus disiapkan mulai dari sekarang. Jika kita tidak waspada, maka kita akan binasa oleh kekayaan yang kita kumpulkan itu. 

Manusia lahir ke dunia dalam keadaan telanjang, demikian juga saat meninggal, manusia dalam keadaan tidak membawa harta secuil pun. Dengan kesadaran akan hal ini, maka ajaran Yesus tentang harta surgawi/harta yang kekal, yakni sukacita karena bersekutu secara penuh dengan Tuhan, menjadi harta sesungguhnya/prioritas bagi seluruh orang beriman.   


Doa :

Tuhan Yesus, harta duniawi hanya membuatku kaya sementara. Hanya Engkau yang membuat diriku kaya sekarang dan dalam kekekalan. Pengajaran-Mu membawa aku untuk selalu berjaga-jaga, tidak terbuai oleh harta dunia, dan rela berbagi kepada sesama yang sangat membutuhkan. Semoga Roh Kudus membimbing dan selalu mengingatkan ketika aku mulai lengah. Sebab Engkaulah Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.   

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ5kdB2MxW28DVD4MBvVcNoeB3LO7sjlg9ycQ&usqp=CAU



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang