(Renungan) Hidup untuk Kebenaran

Hidup untuk Kebenaran
(Hoesing P.)


Aku berkata kepadamu: "Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."
(Luk. 12 : 59)


Kalender Liturgi Jumat, 27 Oktober 2023
Bacaan Pertama: Rm. 7 : 18-25a
Mazmur Tanggapan: Mzm. 119 : 66, 68, 76, 77, 93, 94
Bacaan Injil: Luk. 12 : 54-59


Ayat ini mengingatkan aku akan perjalanan kehidupanku hingga saat ini. Betapa saat aku dilahirkan, belajar, bekerja, berkeluarga dan bersosialisasi dengan sesama tentu banyak sekali perilaku aku yang tidak menyenangkan banyak orang, bahkan berpotensi menjadi dosa.

Pada saat aku masih sekolah, banyak sekali perbuatan yang aku lakukan menyakiti kedua orang tua dan para saudaraku. Pada saat aku berpacaran, aku pun tidak setia dan sering berbohong. Dan saat aku berkeluarga, masih juga aku banyak berbuat dosa dan tidak menunjukkan adanya suatu itikad baik untuk menjadi seorang suami dan kepala keluarga yang baik.

Tidak berhenti di sana, ternyata saat aku bekerja dan bersosialisasi, kebohongan demi kebohongan tetap aku lakukan. Tak peduli apakah dikatakan berbohong untuk kebaikan, bohong adalah tetap bohong yang tidak menunjukkan adanya suatu kebenaran.
 
Ternyata semakin dipikirkan, semakin banyak dosa yang aku lakukan. Entah dengan cara bagaimana agar hutang dosa itu dapat aku bayar selama aku masih diberi kesempatan saat 
ini …

Jalan pertobatan dari Injil Lukas 12:59 adalah segera berdamai dengan Allah selama masih ada waktu, sebelum segalanya terlambat (ay. 58-59).

Dalam keberdosaan, kita menjadikan Allah musuh, dan kita telah membuat-Nya tidak berkenan kepada kita, sementara kebenaran dan kekuasaan ada pada-Nya. 

Penghakiman atas dosa akan berjalan dan hutang kita akan ditagih sampai yang sekecil-kecilnya dan harus dibayar lunas. Namun bagi orang percaya, setiap jengkal dosa kita, telah dibayar lunas oleh darah Yesus yang tertumpah di kayu salib.

Demikianlah Allah di dalam Kristus mendamaikan dunia dengan diri-Nya. Marilah kita berpegang pada lengan Tuhan Yesus yang terentang lebar menawarkan kemurahan-Nya ini, supaya kita dapat berdamai dan mencari damai (Yes. 27:4-5), sebab kita tidak bisa berjalan bersama Allah, selama kita tidak seiring.

Oleh karenanya, pertobatan dan beriman kepada Kristus adalah jalan satu-satunya menuju keselamatan. Aku ingin pada sisa perjalanan hidupku ini dapat berbuat banyak kebaikan lagi, kebaikan yang bermakna bagi pribadi, keluarga, saudara dan orang lain.


Doa :

Terima kasih untuk firman-Mu hari ini, aku percaya bahwa tak ada yang mustahil bagi-Mu. Sebesar atau seberat apa pun dosaku akan tetap Engkau ampuni, asalkan aku mau menyadari dan bertobat. Semoga kasih-Mu senantiasa menyertai kehidupanku agar aku dapat mengakhiri sisa kehidupanku pada saatnya nanti, tanpa berhutang. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa dan memohon. Amin.

https://media.sabda.org/video_alkitab/lumo/lukas/indonesia/thumbs/Lukas_12_49-59.jpg



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang