(Renungan) Kesembuhan Memerlukan Keteguhan Iman

Kesembuhan Memerlukan Keteguhan Iman
(H. Haryanto Tanudjaja)


Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya, 
“Hai ibu, engkau telah bebas dari penyakitmu.”
(Luk 13:12)


Kalender Liturgi Senin, 30 Oktober 2023
Bacaan Pertama : Rom. 8 : 12-17
Mazmur Tanggapan : Mzm. 68 : 2, 4, 6-7ab, 20-21
Bacaan Injil : Luk. 13 : 10-17


Bacaan hari ini melukiskan kemurahan hati Yesus yang menyembuhkan sakit seorang ibu,  karena dirasuk roh selama 18 tahun. Begitu kronis penyakit si ibu sampai punggungnya bungkuk tidak dapat tegak lagi. Tergerak rasa belas kasihan, Yesus segera menyembuhkannya padahal saat itu hari Sabat. Yesus mengambil risiko dicerca kepala rumah ibadat daripada membiarkan orang lebih menderita. Bukan hanya disembuhkan dari sakit fisik, jiwa si ibu juga dipulihkan, sehingga dia memuliakan Allah. Bagi penderita sakit, kesembuhan bermakna pembebasan dan sukacita dari Tuhan.

Yesus sering membuat mukjizat penyembuhan dengan kuasa-Nya dan banyak kali hanya dengan memandang sejuk sambil berkata, “Imanmu telah menyembuhkanmu.” D.J. Juvenalis (55-138), pengarang satire Romawi, melihat hubungan erat antara jiwa dan badan: Orandum es tut sit, mens sana in corpore sano, artinya hendaknya engkau berdoa agar jiwa (pikiran) yang sehat terdapat di dalam badan yang sehat. Menjaga keseimbangan antara badan dan jiwa perlu bantuan Tuhan agar seseorang dapat menjadi pribadi integral yang mampu melaksanakan tugas yang diembannya. Sehat lahir batin merupakan anugerah-Nya yang tak ternilai. 

Telah 15 tahun aku divonis sebagai penyandang diabetes melitus (DM), penyakit kronis akibat overdosis gula dari karbohidrat. Lalu aku mulai merasakan berbagai sakit lain sebagai turunannya. Beruntung aku diperkenalkan dengan komunitas penyintas yang tulus membantu kesembuhan melalui metode naturopati. Saat ini aku sudah tidak memerlukan obat sama sekali sambil menunggu regenerasi sel untuk sembuh paripurna. Kunci keberhasilan kesembuhan jasmani ternyata memerlukan kesabaran, disiplin, kejujuran, dan keteguhan iman.

Seandainya kita sakit berat, apa yang bisa kita lakukan? Mampukah iman kita mengubah penderitaan sakit menjadi berkat yang membawa sukacita kepada sesama? 

Aku sangat berbahagia ketika akhirnya menjadi relawan dari gerakan anti diabetes yang anggotanya berjumlah puluhan ribu dengan moto “sembuh tanpa obat”. Dengan iman, walaupun berbeda-beda, kami disatukan dalam penderitaan dan kasih untuk saling menolong dan berbagi karena keinginan kuat sembuh bersama.    


Doa:

Tuhan Yesus, Engkau telah banyak berbuat mukjizat penyembuhan jasmani dan rohani, bahkan membangkitkan orang dari mati. Berkati aku agar dapat membela komunitas yang sakit, lemah, dan tersingkir yang mendambakan kesembuhan paripurna, baik badan maupun jiwa. Biarlah sukacita pembebasan dapat dinikmati oleh lebih banyak orang yang disembuhkan karena imannya supaya nama-Mu dimuliakan. Amin.

https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEhaSfpIlORBDLt14oFlZ40dlvY121bcT__O5nLutN8WElYYZPRBBGgLo6US88E8Ku9sh_RxuvGDh-Gs6mkBOG3PnMM07O2VnPgwu_ZzJkKHIOjWvuc2kJqDGWaXzP6Nb0T_FPdl7MDMyXFRomQwSHqz=w1200-h630-n-k-no-nu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang