(Renungan) Para Rasul yang Dipilih Tuhan

Para Rasul yang Dipilih Tuhan
(Julius Saviordi)


“Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul.”
(Luk. 6 : 13)


Kalender Liturgi Sabtu, 28 Oktober 2023
Bacaan Pertama : Ef. 2 : 19-22
Mazmur Tanggapan : Mzm. 19 : 2-3, 4-5
Bacaan Injil : Luk. 6 : 12-19


Bacaan Injil hari ini menceritakan tentang Yesus yang memilih para rasul di antara murid-murid-Nya. Di malam sebelumnya Yesus pergi ke bukit untuk bercakap-cakap dengan Tuhan sepanjang malam, menunjukkan betapa berartinya pemilihan para rasul tersebut. Para rasul pilihan-Nya harus orang-orang yang tepat menurut pandangan Allah Bapa. Mereka akan mendapat tugas dan tanggung jawab lebih besar dari pada murid-murid lainnya.

Di zaman sekarang, tugas para rasul dilanjutkan oleh para imam. Mereka adalah orang-orang pilihan Allah.

Membaca perikop ini, saya teringat kembali suatu momen di masa saya SMP. Pada waktu itu saya seorang putera altar. Saya kagum dengan para pastor di gereja saya yang umumnya orang Eropa yang keren dan pintar. Pernah sekali saya tertarik juga untuk menjadi seorang pastor. Tetapi pikiran itu segera terhapus dengan pikiran polos saya di waktu itu. Saya ini kalau makan cerewet. Tidak doyan sayur. Bagaimana kalau nanti sebagai imam ditugaskan di tempat-tempat terpencil? Saya akan kesulitan dalam hal makan. Maka setelah itu saya menutup pemikiran untuk menjadi seorang pastor. Mungkin memang bukan panggilan saya.

Setelah Yesus memilih para rasul-Nya, mereka tetap bersama-sama dengan Yesus dalam pelayanan-Nya. Para rasul bukanlah dijadikan sebagai penguasa atau orang hebat, melainkan tetap sebagai  hamba yang melayani sesama untuk kemuliaan Tuhan. Mereka dididik untuk hidup penuh kasih, rendah hati, hidup miskin, dan ditolak banyak orang.

Walaupun Yesus memiliki para rasul, Yesus juga didukung oleh murid-murid lain. Mereka juga mendapat tugas-tugas perutusan. 

Saya dan anda bukanlah seorang rasul. Tetapi kita memiliki tugas sebagai murid. Perutusan kita beraneka macam. Mungkin kita diutus di tengah keluarga kita. Mungkin di lingkungan kerja kita. Mungkin di masyarakat. Mungkin di komunitas-komunitas. Mungkin di politik. Yang perlu kita ingat, perutusan kita adalah untuk kemuliaan Tuhan. Bukan untuk kemegahan pribadi. Selalu melayani dengan kasih, seperti Yesus adalah kasih.


Doa:

Tuhan Yesus, kami bersyukur atas tugas perutusan yang Kau berikan kepada kami. Teguhkan dan kuatkanlah kami dalam menjalani perutusan-Mu. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang