(Renungan) Kita Dipanggil untuk Setia

Kita Dipanggil untuk Setia
(Melani Sudhana)


Siapa yang setia dalam hal kecil, setia juga dalam hal besar. Siapa yang tidak benar dalam hal kecil, tidak benar juga dalam hal besar 
(Luk. 16 : 10)


Kalender Liturgi Sabtu, 11 November 2023
Bacaan Pertama : Rom. 16 : 3-9, 16, 22-27
Mazmur Tanggapan : Mzm. 145 : 2-3, 4-5, 10-11
Bacaan Injil : Luk. 16 : 9-15


Suatu hari seorang bertanya kepada Bunda Teresa: “Ibu telah melayani kaum miskin di Calcuta. Tahukah ibu, bahwa masih ada jauh lebih banyak lagi orang miskin yang terabaikan? Apakah ibu tidak merasa gagal?” Bunda Teresa menjawab: “Anakku, aku tidak dipanggil untuk berhasil, tetapi aku DIPANGGIL untuk SETIA.”

Di dalam pelayanannya, Bunda Teresa pernah merasakan kehampaan. Tetapi dia tetap maju untuk melayani karena kesetiaannya kepada Tuhan. Dalam pelayanannya dan dekat dengan orang-orang yang kesepian dan ditinggalkan, Bunda Teresa makin merasakan kedekatannya dengan Tuhan. Dia merasa melayani Tuhan yang ada dalam diri orang-orang yang dilayaninya.

Injil hari ini mengajak kita untuk setia dalam hal kecil, agar bisa setia pada hal besar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, setia berarti berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya); patuh; taat bagaimana pun berat tugas yang harus dijalankannya. Kalau kata orang, mudah mengatakannya, sulit menjalankannya. 

Seperti kita mengatakan janji pernikahan untuk setia kepada pasangan. Mudah menjalankannya selama baik-baik saja. Bagaimana jika keadaan berubah tidak baik-baik saja? Apakah kita tetap berpegang pada janji setia kita? Dengan setia pada hal kecil, maka kita akan jauh dari perbuatan-perbuatan tidak jujur atau pun penyelewengan wewenang yang lain.

Untuk bisa setia, kita juga dituntut untuk bisa bertanggung jawab. Selain itu, untuk bisa setia,  kita membutuhkan komitmen dan konsistensi untuk menjalaninya. Dengan kesetiaan kita akan bisa bertindak bijaksana dalam menggunakan jabatan dan harta kita. Jujur, tidak serakah, tidak sombong dengan jabatan, merangkul semua orang termasuk mereka yang terpinggirkan.

Tidak seperti kaum Farisi yang ditegur Yesus. Dari luar mereka kelihatan hidup saleh, mengikuti Taurat, tetapi tidak setia pada ajaran Tuhan. Mereka tamak dan mata duitan. Menyusahkan orang kecil yang ingin beribadah dengan ketentuan-ketentuan persembahan yang mahal. 

Tuhan sudah lebih dulu setia kepada kita, dengan terus menerus memberikan kasih-Nya kepada kita setiap hari. Apakah kita juga mau tetap setia kepada-Nya dengan setia pada pasangan, pada tugas pekerjaan dan pelayanan kita? 


Doa : 

Bapa, kuatkanlah aku agar dapat terus mengabdi dengan setia kepada-Mu sebagai satu-satu nya penguasa hidupku. Jauhkanlah aku dari keserakahan akan harta duniawi. Dan mampukan aku untuk dapat dengan setia membantu sesama dan memuliakan Nama-Mu. Amin.

https://storage.googleapis.com/finansialku_media/wordpress_media/2017/09/20-Kata-kata-Mutiara-Mother-Teresa-yang-Membuat-Hidup-Anda-Lebih-Baik-01-Finansialku.jpg


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang