(Renungan) Persembahan Hati

Persembahan Hati 
(Juwati Darmawidjaja)


“Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, 
tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya” 
(Luk. 21 : 4)


Kalender Liturgi Senin, 27 November 2023
Bacaan Pertama : Dan. 1 : 1-6, 8-20
Mazmur Tanggapan : T. Dan 3 : 52, 53, 54, 55, 56
Bacaan Injil : Luk. 21 : 1-4


Hanya ini Tuhan persembahanku
Segenap hidupku jiwa dan ragaku
Sebab tak kumiliki harta kekayaan
Yang cukup berarti
Tuk ku persembahkan
Hanya ini Tuhan permohonanku
Terimalah Tuhan persembahanku
Pakailah hidupku sebagai alatmu
Seumur hidupku

Sepenggal lirik lagu yang menyentuh hati ini, merupakan lagu rohani, yang mungkin, sering kita dengarkan. Menggambarkan seseorang yang hanya mampu mempersembahkan jiwa dan raganya, karena tak memiliki harta dan kekayaan. Oleh sebab itu dia mengijinkan Tuhan untuk memakai hidupnya sebagai alat-Nya.

Injil hari ini mengisahkan kisah sederhana, yang mungkin sudah sering kita baca. Diceritakan di sana Tuhan Yesus mengamati setiap orang yang datang ke Bait Allah dan memberikan persembahan kepada Allah. Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu (ayat 1 dan 2). Manakah dari dua persembahan itu yang diapresiasi Tuhan? Ternyata persembahan si janda miskin, yang hanya dua peser itu, yang diapresiasi. 

Tuhan memahami isi hati setiap orang. Ia mengetahui bahwa ada banyak orang yang memberi dari kelebihan mereka. Yesus tidak mengecilkan arti persembahan mereka ini, tetapi Ia mau menunjukkan apa yang lebih luhur di mata Tuhan; bukan jumlah persembahannya, namun sikap batin yang mendasari dan mengiringi persembahan itu. 

Yesus memuji persembahan janda miskin itu. Apa sebab? Karena walaupun jumlahnya sangat sedikit, hanya dua peser, namun itu adalah semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya. Dua peser itu menunjukkan kasihnya yang total kepada Tuhan. Janda miskin memberikan seluruh miliknya. Kemiskinan bukan alasan untuk tidak memberikan persembahan. Ia percaya Tuhan akan memelihara hidupnya. Janda miskin meletakkan seluruh hatinya, seluruh kepercayaannya kepada Allah. Bukan kepada uang yang ia miliki. 

Apakah makna “dua peser” ini bagiku? Apakah kalau itu adalah semua yang ada padaku, aku mau memberikannya kepada Tuhan?


Doa :

O Tuhan, hanya Engkau yang mengetahuinya! Betapa jauhnya aku dari memberikan “semua yang ada padaku” kepada-Mu! Betapa jatuh bangunnya aku untuk menuju ke sana! Betapa aku perlu belajar mengasihi Engkau seperti janda miskin itu! Aku ingin mempersembahkan seluruh jiwa dan ragaku, mempersembahkan hatiku kepada-Mu. Amin.


https://i0.wp.com/www.mirifica.net/wp-content/uploads/2018/11/Persembahan-seorang-janda-miskin.jpg?fit=702%2C450&ssl=1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang