(Renungan) Risiko Mengikut Yesus

Risiko Mengikut Yesus
(Fidensius Gunawan)


Tetapi sebelum semuanya itu, kamu akan ditangkap dan dianiaya
(Luk. 21 : 12a)


Kalender Liturgi Rabu, 29 November 2023
Bacaan Pertama : Dan. 5 : 1-6, 13-14, 16-17, 23-28
Mazmur Tanggapan : T. Dan. 3 : 62-67
Bacaan Injil : Luk. 21 : 12-19


Yesus bernubuat bahwa Bait Allah akan diruntuhkan, akan datang nabi palsu dan akan terjadi bencana alam dahsyat. Namun sebelum semua itu terjadi, Yesus memberitahu para murid, mereka akan lebih dulu ditangkap dan dianiaya. Kita tahu bahwa semua yang Yesus nubuatkan tergenapi tak lama setelah Yesus wafat. Bait Allah hancur pada tahun 70 M, pengikut Yesus dikejar-kejar dan ditangkap atas perintah Bangsa Romawi. Karena menolak meninggalkan imannya, mereka dianiaya bahkan dibunuh.

Yesus tidak menjanjikan hal-hal muluk dan indah kepada para pengikut-Nya. Dia bermaksud  mempersiapkan para murid  agar bertahan dalam kondisi buruk. Bersyukurlah banyak pengikut-Nya tidak goyah iman saat mengalami penganiayaan bahkan saat menghadapi kematian. Hal penganiayaan juga dialami oleh pengikut Yesus di berbagai jaman.

Renungan ini ditulis di bandara Tan Son Nhat, Ho Chi Minh City sambil menunggu penerbangan berikutnya. Saat merenungkan bacaan ini, saya teringat kejadian penganiayaan umat Katolik Korea dan Jepang, yang pernah saya baca. Saya terusik untuk mencari tahu, apakah juga ada martir dari Vietnam. Memanfaatkan google saya menemukan berita bahwa pada abad 19, banyak imam misionaris maupun imam lokal, biarawan-biarawati, serta awam katolik Vietnam yang memilih mempertahankan iman saat ditekan dan diminta untuk menyangkal Kristus. Walau kemudian mereka ditangkap dan dianiaya, mereka tak gentar. Karenanya mereka dihukum mati oleh pemerintah Vietnam jaman itu. Gereja Katolik memberi gelar Orang Kudus kepada mereka dan diperingati setiap tanggal 24 November. 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun mungkin mengalami “penganiayaan” sebagai orang beriman. Saat makan bersama teman-teman, biasa kita awali dengan berdoa. Karena itu, mungkin saja kita disindir sebagai orang suci. Atau  ketika kita memilih tidak mau menerima uang suap, bisa jadi kita disingkirkan dari pergaulan kantor. Ada banyak peristiwa sehari-hari ketika kita menjalani iman, kita dicela bahkan dimusuhi. Memilih mengikuti jalan Tuhan, memang mengandung risiko dijauhi dunia. Dengan segala risiko ini, apakah kita  tetap setia kepada Yesus, bahkan berani bersaksi?


Doa :

Tuhan Yesus, terima kasih Engkau sudah memperingatkan kami bahwa mengikuti-Mu bukan selalu akan baik-baik. Tuhan, beri kami kekuatan yang berasal dari-Mu agar kami setia pada jalan-Mu. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang