(Renungan) Rumah Doa

Rumah Doa
(Debby Christina)


kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. 
Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.
(Luk.19 : 46)


Kalender Liturgi Jumat, 24 November 2023
Bacaan Pertama : 1 Mak. 4 : 36-37, 52-59                  
Mazmur Tanggapan : 1 Taw. 29 : 10, 11abc, 11d-12a, 12bcd
Bacaan Injil : Luk. 19 : 45-48


Yesus masuk ke Bait Allah dan melihat Bait Allah ini dijadikan tempat perdagangan hewan korban, yakni kambing, domba, lembu, dan burung merpati, serta ada juga tempat penukaran  uang. Yesus mencium siasat jahat dari para pedagang yang telah bekerja sama dengan imam-imam yang berkuasa di Bait Allah, sehingga hanya hewan yang mereka jual yang dinyatakan layak sebagai hewan korban.  Kuasa menentukan layak tidaknya hewan yang akan dikorbankan memang ada di tangan para imam. Jadi ketika hewan yang dibawa dari rumah dinyatakan tidak layak oleh imam yang bertugas, mau tidak mau mereka harus beli dari pedagang di Bait Allah, tentunya dengan harga yang sudah melambung tinggi. Yesus marah lalu menjungkir-balikkan meja dagangan dan mengusir mereka. 

Sisi lain, kemarahan Yesus ini adalah tindakan profetis nubuatan atas Bait Allah. Yesus putra Allah adalah Mesias Sang Juruselamat  yang  berkuasa penuh di rumah Bapa-Nya. Menjadi satu-satunya  perantara untuk manusia  berjumpa dengan Bapa.

Kisah pedagang di Bait Allah yang diusir Yesus membuatku melihat diriku sendiri. Apakah motivasi aku datang ke gereja, murni  untuk berdoa, bertemu dengan Allah, tulus dalam  melayani? Atau  untuk kepentinganku sendiri sehingga menjadi batu sandungan bagi mereka yang datang untuk berjumpa dengan Tuhan?

Jadi setiap aku mendapat tugas untuk melayani di gereja, aku berusaha untuk menyiapkan diri  satu jam sebelumnya. Supaya saat aku melayani, tidak terburu-buru dan menghilangkan makna pelayanan yang sedang kujalani. Juga supaya seimbang dengan doa ibadah yang sesungguhnya.

Tentu saja jaman sekarang sudah tidak ada Bait Allah, namun kita mengimani gereja adalah rumah Allah, tempat yang kudus, tempat yang suci. Sehingga gereja sama seperti Bait Allah, bukan tempat mencari keuntungan pribadi, keuntungan duniawi. Kita datang ke rumah-Nya karena kita mencintai Allah dan mau berjumpa dengan Bapa yang lebih dahulu mengasihi kita dengan cinta tak terbatas.


Doa:

Bapa yang baik, murnikan hatiku supaya aku selalu menjadikan gereja sebagai rumah doaku, tempatku bersyukur atas pemeliharaan-Mu dan berjumpa dengan-Mu. Amin.

https://seminarimertoyudan.sch.id/wp-content/uploads/2020/11/WhatsApp-Image-2020-11-21-at-12.01.58.jpeg

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang