(Renungan) The Second Coming

The Second Coming
(Isye Iriani)


“Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka."
(Luk. 21 : 8)


Kalender Liturgi Selasa, 28 November 2023
Bacaan Pertama : Dan. 2 : 31-45
Mazmur Tanggapan : Dan. 3 : 57-61
Bacaan Injil : Luk. 21 : 5-11


Ayat ini merupakan bagian pengajaran Yesus kepada murid-Nya mengenai tanda kedatangan-Nya yang kedua dan akhir zaman. Yesus memperingatkan agar mereka tidak mudah disesatkan oleh orang yang mengaku sebagai Dia atau mengklaim bahwa waktunya sudah dekat. Ia juga menubuatkan peristiwa-peristiwa besar yang akan terjadi sebelum kedatangan-Nya yang kedua, termasuk perang, kerusuhan, gempa bumi, kelaparan, dan wabah penyakit. Yesus menekankan itu hanyalah permulaan  penderitaan yang akan datang di akhir zaman.

Tulisan ini saya buat di hari ke-25 perang Israel-Palestina. Perang dimulai saat Hamas yang merupakan salah satu partai mayoritas dalam kabinet Palestina menyerbu Gaza, di hari perayaan orang Yahudi, Shemini Atzeret, pada 7 Oktober 2023. Hamas mengklaim menembakkan 5.000 roket, serangan dari darat, laut, udara. Israel  balas menyerang. Ratusan orang dari kedua belah pihak tewas dan ribuan terluka. Kita berdoa agar perang segera berakhir dengan adil. 

Mengingat banyaknya negara besar yang terlibat, orang kemudian ramai bicara tentang kemungkinan pecahnya perang dunia ke-3, dihubungkan pula dengan kedatangan Yesus yang kedua.

The second coming memang lebih banyak dituliskan dan dinubuatkan dalam Alkitab daripada kedatangan Yesus yang pertama. Namun ketimbang meributkan nubuatan dan tafsir, yang seringkali menyesatkan,  lebih baik kita menyiapkan diri agar layak masuk dalam “perjamuan Anak Domba”. Yang pasti,  kiamat itu akan datang dan Tuhan sendiri sudah mengingatkan : “…, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi ?" (Luk 18:8). 

Saya jadi diingatkan pada perumpamaan gadis bijaksana dan bodoh (Mat. 25:2-9), kalau minyak yang cukup itu adalah iman, keintiman dengan Tuhan dan kesiapan rohani yang baik. Sepertinya “PR” saya masih banyak agar “minyak” saya cukup untuk bisa masuk dalam “pesta perkawinan Anak Domba” kelak.  Dan saat penyesatan menjadi sulit dideteksi, saya hanya bisa berpegang pada “manual book-Nya.” Butuh kerja keras  untuk mendedikasikan waktu, membaca Firman dan hening bersama-Nya.


Doa :

Tuhan aku ingin hening bersama-Mu. Sejenak aku kesampingkan semua rencana.
Aku ingin Kau berbicara , di dalam hatiku , tinggallah dalam hatiku, disekelilingku Tuhan…
Aku mau mencinta-Mu, tanpa syarat seadanya, tanpa takut , lepaskan aku dari halangan mencintai-Mu.

(Dari petikan lagu “Hening Bersama Tuhan”- ciptaan Rm. Yustinus Rumanto SJ)

https://cdn10.bigcommerce.com/s-dcvfa4/products/1754/images/2822/JM217_Parting-the-Veil---__59260.1460475263.800.800.jpg?c=2



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang