(Renungan) Sudah Bijaksanakah Kita?

Sudah Bijaksanakah Kita?
(Eviantine Evi Susanto)


Sebab kebijaksanaan sendiri berkeliling mencari orang yang patut baginya, dan dengan rela memperlihatkan diri kepada mereka yang mencarinya; kebijaksanaan dijumpai pada tiap-tiap pemikiran mereka. 
(Keb. 6 : 16)


Kalender Liturgi Minggu, 12 November 2023
Bacaan Pertama : Keb. 6 : 12-17
Mazmur Tanggapan : Mzm. 63 : 2, 3-4, 5-6, 7-8
Bacaan Kedua: 1 Tes. 4 : 13-18 
Bacaan Injil : Mat. 25 : 1-13


Selama enam hari ke depan di dalam minggu biasa XXXII ini, bacaan pertama liturgi Gereja akan difirmankan dari Kitab Kebijaksanaan. Kitab Kebijaksanaan khususnya pada bab enam, berbicara tentang seruan kepada penguasa dunia agar memerintah sesuai dengan keadilan Ilahi dan mencari kebijaksanaan. Kebijaksanaan adalah bagaikan sesuatu yang akan selalu bersinar, tak dapat layu dan akan ditemukan oleh mereka yang mencarinya. 

Pada bulan Oktober, saya dan beberapa teman lingkungan berziarah ke Gua Bunda Maria Kanada yang terletak di Rangkasbitung. Saat kami sedang khusuk berdoa jalan salib, pada perhentian yang ke-14, terdengarlah suara orang tertawa yang sangat keras. Salah seorang teman sempat berkomentar, “Kenceng amat ya ketawanya.“ Saat sedang berdoa Rosario, kembali terdengar suara tertawa yang cukup keras itu. Dan suara itu menurut saya sangat mengganggu orang-orang yang sedang berdoa. Asal suara itu dan salah satu orang di dalam komunitas itu saya mengenalnya. Komunitas ini dengan sangat mudah dikenal melalui baju seragam yang dikenakan. 

Sebagai seorang teman, saya merasa perlu untuk menegur komunitas itu, terutama karena sudah mengganggu kekhusukan orang-orang yang sedang berdoa di sana. Tetapi ternyata teguran saya  membuat teman dalam komunitas itu tidak suka dan marah kepada saya. Saya perlu belajar lebih bijak lagi atau mencari cara yang tepat, agar saya dapat menyampaikan teguran, sehingga orang lain tidak merasa digurui atau merasa ditegur oleh orang yang bukan pimpinannya.

Melalui firman dalam kitab Kebijaksanaan ini, saya menegur diri saya sendiri. Apakah saya sudah bijaksana menegur orang lain? Atau sebaliknya harusnya saya biarkan saja? Tetapi bila saya tidak menegur teman itu, saya merasa tidak peduli karena rumah doa itu sudah terganggu keheningannya.

Memang tidak mudah untuk mencari kebijaksanaan dan berlaku dengan bijaksana. Namun sesungguhnya kebijaksanaan itu, dapat dijumpai pada pemikiran setiap orang. Belajar bijaksana bukanlah untuk menyombongkan diri, khususnya bagi seorang pemimpin, namun agar hidup ini bisa terasa lebih baik bagi sesama.


Doa:

Tuhan ampunilah dosa-dosaku yang telah berlaku tidak bijaksana. Tuhan bimbinglah aku untuk bisa belajar bijaksana seperti yang Engkau kehendaki. Amin.


https://cdn.pixabay.com/photo/2014/03/25/16/35/megaphone-297467_960_720.png


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang