(Renungan) Terbuka dan Berubah

Terbuka dan Berubah
(Ari Susanto)


Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. 
(Luk. 19 : 3)


Kalender Liturgi Selasa, 21 November 2023
Bacaan Pertama : 2 Mak. 6  : 18-31
Mazmur Tanggapan : Mzm. 3 : 2-3, 4-5, 6-7 
Bacaan Injil: Luk. 19 : 1-10


Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus bersama para murid melintasi kota Yerikho. Di sana tinggal Zakheus, si kepala pemungut cukai yang telah mendengar tentang kehebatan-kehebatan yang dilakukan Yesus. Didorong oleh rasa ingin tahu seberapa hebatnya Yesus itu, maka ia berusaha melewati segala sesuatu yang merintanginya hingga berjumpa dengan Yesus.

Zakheus adalah orang yang dibenci dan dijauhi orang Yahudi, karena dia memungut pajak dan memperkaya diri sendiri oleh kuasa yang dia miliki. Namun ketika mendapat kasih dan pengampunan dari Yesus. Dia mau membuka dirinya terhadap kasih Allah, sehingga ia mampu berubah. Perjumpaan dan kehadiran Yesus di rumahnya telah mengubah hidupnya, dari seorang pemeras menjadi seorang dermawan yang berbelas kasih. 

Pengalaman membuka diri dan berubah juga pernah kualami. Hari itu aku berencana menukar kartu ATM di kantor cabang di kotaku karena kartu sudah kadaluarsa, dan sering gagal saat diperlukan. Yang ada dalam pikiranku yakni: antrian yang mengular. Inilah yang membuatku malas, jika harus berurusan dengan bank pemerintah. Banyak waktuku terbuang dalam menunggu antrian. Pernah sampai dua setengah jam aku mengantri, untuk urusan yang dapat selesai kurang dari lima menit.

Namun rupanya hujan membawa berkah bagiku. Meskipun jalanan macet, aku tiba pukul 08.20 dan bank masih lengang. Aku mendapat nomor antrian satu. Hatiku gembira sekali. Sirna sudah rasa malasku dari rumah. Segera kubawa formulir yang telah kuisi lengkap. Loket customer service yang melayani hanya satu. Tak lama kemudian, nomer antrianku dipanggil. Aku beranjak maju sambil menyodorkan berkas yang diperlukan. Sejurus kemudian, ibu yang melayaniku dengan senyum ramah memintaku untuk menanda tangani tanda terima kartu ATM baru yang sudah selesai lengkap dengan PIN-nya. Aku pun bergegas melangkah pulang dengan penuh syukur diiringi rintik hujan yang semakin menipis.

Bagiku, menilai sesuatu baik pribadi atau unjuk kerja instansi berdasarkan apa yang pernah dialami adalah hal yang wajar. Seperti bangsa Yahudi memandang negatif profesi pemungut cukai. Namun bacaan hari ini mengajarkanku, bahwa segala sesuatu tidak stagnan, namun berubah secara dinamis. Seperti Zakheus yang berubah karena membuka hati dan bertobat, marilah kita membuka hati dan berubah untuk dapat menyadari kehadiran Allah dalam segala peristiwa. 


Doa :

Ya Allah Yang Mahabijaksana, curahkanlah rahmat kerendahan hati, sehingga kami dimampukan untuk senantiasa dapat melihat perubahan yang semakin baik dalam diri sesama berkat kehadiran-Mu pada mereka. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang