(Renungan) Bunda Maria Bunda Segala Bangsa

Bunda Maria Bunda Segala Bangsa
(Yoseph dan Caroline Pandisurya)

Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku”.
(Luk. 1:46-47)

Kalender Liturgi Jumat, 22 Desember 2023
Bacaan Pertama : Sam. 1:24-28
Mazmur Tanggapan : 1 Sam. 2:1, 4-5, 6-7, 8abcd
Bacaan Injil : Luk. 1: 46-56

Asisten rumah tangga kami (non-Katolik) menceritakan sebuah kesaksian iman yang terjadi 10 tahun lalu, saat dia bekerja membersihkan patung Bunda Maria di rumah tetangga kami. Dia mengatakan “Saya curhat sambil menangis, “Bunda Maria, kenapa hidup saya selalu susah? Kapan saya bisa hidup enak, tanpa hutang?” Dua kali Bunda Maria menampakkan diri tanpa bicara, hanya mengusap kepala saya. Bunda Maria hadir di saat saya ditimpa masalah besar dan ternyata di balik masalah itu saya memperoleh kehidupan yang lebih baik dan bisa melunasi hutang saya.”  

Dia juga mengatakan bahwa Tuhan Yesus pun pernah mendatangi dia dan berkata : “Mata saya perih melihat kamu.” Kami terkejut dan bertanya kepadanya : ”Dari mana kamu tahu yang datang itu Yesus?” Jawabannya mengejutkan, “Dari gambar yang ada di kamar tidur ibu dan tertulis di gambar itu, Panggil saya Yesus”. OMG. 

Apakah asisten rumah tangga kami ini sekarang menjadi Katolik? Tidak. Ia tetap pada agama yang dianutnya. Sharing tersebut membuat kami makin yakin bahwa Yesus datang untuk semua orang, dan otomatis ibunya (Bunda Maria) juga. 

Kalau asisten rumah tangga kami pindah ke Katolik, mungkin terjadi ribut besar antara dia dengan suaminya dan atau keluarga besarnya. Hal ini juga bisa meluas menjadi rasa benci mereka ke kami atau bahkan ke lingkungan kami, karena ‘Kristenisasi’. Dengan dia tetap pada agamanya, kami percaya Tuhan menunjuknya sebagai ‘juru damai’, pembawa kabar sukacita tentang betapa baiknya hidup rukun, damai, tentram, bersaudara tanpa membedakan agama. 

Bunda Maria, seorang Yahudi yang kecil dan sederhana, namun dipilih Tuhan untuk ambil bagian dalam karya keselamatan bagi semua manusia. Magnificat lahir dari kedalaman iman Maria “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.” Ia mengalami Allah yang menyelamatkan, bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk seluruh bangsa. 

Bagaimana sikap kita? Sakramen Baptis telah menjadikan kita umat pilihan-Nya. Sebagai umat pilihan, kita juga bertanggung jawab untuk mewartakan karya keselamatan Tuhan bagi sesama. 

Doa : 

Tuhan, kami bersyukur atas keberadaan Bunda Maria, seorang yang dikandung tanpa noda dosa, seorang sederhana yang mau memikul tanggung jawab dan turut serta dalam karya keselamatan. Beri kami kekuatan agar hidup semakin suci, lewat pekerjaan atau karya kami sehari-hari dan ambil bagian dalam karya-Mu untuk juga menyucikan dunia. Amin.


https://heypasjon.com/wp-content/uploads/2022/12/Jiwaku-memuliakan-Tuhan-1024x520.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang