(Renungan) Ketaatan dan Menjadi Bebas!


https://gkjw.or.id/wp-content/uploads/2019/12/007-zechariah-elizabeth.jpg


Ketaatan dan Menjadi Bebas! 
(FX. Didiwiria Salim)

“Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya,

lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.”

(Luk. 1:64)


Kalender Liturgi Sabtu, 23 Desember 2023

Bacaan Pertama :  Mal. 3:1-4, 4:5-6

Mazmur Tanggapan : Mzm. 24:4bc-5ab, 8-0, 10, 14

Bacaan Injil :  Luk. 1:57-66


Perikop Injil hari ini mengantarkan kita kepada kisah Zakharia, ayah dari Yohanes Pembaptis. Sang nabi yang mempersiapkan jalan bagi kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Siapakah Zakharia? Ia adalah salah satu imam bait Allah. Ia dan istrinya, Elisabet, selalu hidup benar di hadapan Allah dan menuruti semua perintah Allah. Suatu ketika Zakharia mendapat penampakan Malaikat Gabriel, yang menyampaikan kabar gembira bahwa doa mereka berdua untuk mempunyai keturunan telah dikabulkan Tuhan. Mereka diminta menamai anaknya Yohanes. Namun Zakharia tidak mempercayai kabar gembira malaikat dan seketika  itu juga ia menjadi bisu.


Pada waktu anaknya lahir, saudara-saudaranya hendak menamai anaknya Zakharia. Elisabet menolak dan meminta kepada Zakharia untuk menentukan siapakah nama anak itu. Zakharia tetap setia, taat serta memegang pesan Malaikat Gabriel untuk memberinya nama Yohanes. Maka seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepas lidahnya. Ia berkata-kata dan memuji Allah (Luk. 1:64). Ketaatan Zakharia akan pesan Tuhan membawa pembebasan baginya sehingga ia dapat kembali berkata-kata.


Setiap tahun menjelang Natal menjadi momen baik buat saya untuk mempersiapkan kedatangan Sang Mesias, dengan merenungkan perjalanan kehidupan saya sepanjang tahun ini. Saya memulai dengan membuat pertanyaan kepada diri saya sendiri: “Apakah yang telah saya perbuat sepanjang tahun ini untuk tetap taat dan setia pada hukum Tuhan?” Saya mendapatkan jawaban bahwa saya masih harus terus berjuang untuk hidup lebih baik lagi dalam kesetiaan untuk melayani Tuhan. Iman saya masih naik-turun, jatuh bangun. Namun saya merasakan bahwa jatuh bangun dalam perjalanan kehidupan telah banyak memberikan kekuatan rohani untuk terus lebih mendekat kepada-Nya. Saya menyadari  sebagai manusia yang rapuh, tidak dapat memperoleh solusi atas semua masalah. Hanya dengan berserah dan setia kepada Bapa yang  bisa memberikan pembebasan atas masalah tersebut.


Taat dan berserah kepada kehendak-Nya akan menjadi pembebasan atas semua persoalan kita. 


Doa :


Ya Tuhan, bantulah saya dengan Roh Kudus agar saya semakin taat dan setia kepada Engkau. Amin.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang