(Renungan) Warta Sukacita

Warta Sukacita
(Veronika Trimardhany) 

“Ketika melihat-Nya, mereka memberitahukan 
apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 
Semua orang yang mendengarnya heran 
tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka”
(Luk. 2:17-18)

Kalender Liturgi Senin, 25 Desember 2023
Bacaan Pertama : Yes. 62:11-12
Mazmur Tanggapan: Mzm. 97:1, 6, 11-12
Bacaan Kedua : Tit. 3:4-7
Bacaan Injil : Luk. 2:15-20

Warta sukacita adalah warta yang menjadi dambaan dan harapan semua orang, tidak terkecuali para gembala yang sedang di padang rumput untuk menggembalakan dombanya. Setelah mendapat kabar gembira dari Malaikat Allah, bahwa telah lahir Juruselamat, Mesias yang telah lama mereka nantikan, maka para gembala itu pergi secara cepat-cepat untuk melihat kebenaran berita menggembirakan yang ada di Betlehem. Para gembala itu seolah-olah tidak mau kehilangan waktu sedikit pun untuk segera menyaksikan Bayi Kudus di Betlehem. Kabar Malaikat kepada para gembala merupakan gema tentang lahirnya Sang Imanuel. Gema ini terus digaungkan menjadi pengingat bagi kaum Kristiani seluruh dunia untuk menyongsong hari kudus itu dengan penuh sukacita.

Sukacita ini kita rasakan setiap bulan Desember, hampir setiap warga Kristiani merayakan di gereja bahkan juga di rumah masing-masing. Hari Natal pun selalu dinanti oleh keluarga besar kami. Kami biasa berkumpul dengan saudara-saudara yang datang dari jauh untuk saling bertemu di rumah kakak dalam merayakan Natal bersama. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun, kegiatannya adalah berdoa bersama, makan bersama, saling bertukar kado, dan saling bertukar cerita dari pengalaman masing-masing. 

Namun pada Natal tahun  2022 lalu, kami tidak merasa sebahagia seperti biasanya. Hal ini disebabkan karena satu bulan sebelumnya, kami baru saja kehilangan keponakan mantu karena dipanggil Tuhan. Padahal dia paling seru bila membuat acara, selalu menggembirakan dan bermakna. Kami saat itu masih dirundung kesedihan setelah ketidakberadaannya. Namun kami memutuskan tetap berkumpul guna merayakan Natal bersama walau masih suasana  berkabung. Tentu salah satu acara adalah  doa bersama bagi kedamaian jiwa keponakan tercinta ini. 

Selain itu, pada Natal tahun lalu itu, anak saya yang di Bali tidak bisa pulang, karena sedang merintis usaha di sana. Jadi lengkaplah kesedihan kami. Suasana sukacita yang kami harapkan tidak selalu sesuai kenyataan, namun merayakan kehadiran bayi Yesus selalu mampu menjadi kebahagiaan  yang tidak pernah mengecewakan.

Selamat Natal!!!!

Doa:
Allahku, Engkau telah mengutus bayi Yesus melalui Bunda Maria dan Bapa Yusuf. Kami sekeluarga percaya bahwa peringatan Natal menjadi titik balik untuk memuji dan menyenangkan-Mu, sehingga pancaran kasih-Mu bisa tampak pada saat kami merayakan Natal bersama. Semoga semangat Natal bisa juga terpancar dari perilaku kami sepanjang kehidupan. Amin.


https://ae01.alicdn.com/kf/Hc87d605a77a34cde90db47742777b775Q/Mehoving-Latar-Belakang-Adegan-Kelahiran-Yesus-Kristen-Natal-Pesta-Kelahiran-Domba-Vinil-Fotografi-Latar-Belakang-Foto.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang