(Renungan) Bertobatnya Seorang Penganiaya

Bertobatnya Seorang Penganiaya 
(Alexandra Suliana Nur)


Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?
(Kis. 22:7)


Kalender Liturgi Kamis, 25 Januari 2024 
Pesta Bertobatnya Santo Paulus
Bacaan Pertama : Kis.  22:3-16 (Kis 9:1-22)
Mazmur Tanggapan : Mzm. 117:1-2
Bacaan Injil : Mrk. 16:15-18


Saulus  menangkap,  menganiaya, dan membinasakan jemaat Allah. Pada waktu perjalanannya ke Damsyik, ia melihat sinar terang dan berjumpa dengan Yesus. Ia mendengar suara : "Saulus, Saulus mengapa kau menganiaya Aku?”  Saulus menjadi buta selama tiga hari. Ananias diberi petunjuk oleh Tuhan untuk menyembuhkan dan mendoakan  Saulus. Ananias menjumpai Saulus dan mendoakannya. Selaput yang menutupi mata Saulus gugur sehingga ia dapat melihat. Saulus bertobat dan dibaptis. Berkat  kasih karunia Tuhan. Ia yang dahulu penganiaya pengikut Kristus menjadi pemberita iman. Ia mengajarkan  dan memberitakan Tuhan Yesus kepada bangsa bukan Yahudi.

Penganiaya umat Kristus pada masa sekarang? Begitu banyak kejadian dan kesaksian umat Kristen dianiaya di seluruh dunia. Seperti gereja ditutup, dibakar, tidak dapat dibangun, serta dilempar batu dan kotoran, umat Kristus ditindas dan dianiaya. Umat tidak dapat berdoa, menyelenggarakan kebaktian.

Kesaksian beberapa orang yang berpindah agama menjadi pengikut Kristus, yang dulunya penganiaya umat Kristen, mereka  berjumpa dengan Tuhan Yesus.  Hidup mereka berubah, bertobat dan dibaptis. Ada yang menjadi pastor, pendeta, pengikut Yesus. Mereka memberitakan dan mengajarkan Injil.

Tuhan Yesus mencari domba yang hilang, bukan orang yang baik yang memerlukan tabib. Tuhan Yesus menginginkan kita bertobat. Kata-Nya: “Bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat.” Pertobatan adalah hal yang dikehendaki Tuhan Yesus.

Apa yang terjadi jika para penganiaya tidak bertobat? Paulus jika tidak bertobat dan memberikan dirinya dibaptis, ia akan tetap buta dan hidupnya bergelimang dosa, menjadi pemburu dan penganiaya, serta pembunuh jemaat Allah. Sedangkan yang lainnya jika tidak bertobat akan hidup dalam dosa, kemarahan untuk merusak, membakar, melempar batu, kotoran ke gereja dan menganiaya umat Kristus dalam menjalani kegiatan keagamaan. Mereka jatuh dalam dosa, di mana pada hari kematian akan ada nyala api yang tidak pernah padam dan kertak gigi. Di sana sudah tidak dapat bertobat. Pertobatan ada saat kita masih hidup di dunia.


Doa:

Tuhan Yesus, ampuni kami. Kiranya perbuatan dan pertobatan kami menjadikan kami layak di hadapan-Mu. Bentuk  kami sesuai dengan rencana dan kehendak-Mu. Amin.


https://catatanseorangofs.files.wordpress.com/2019/05/0000000000000000000000000-saulo-paulo-encontro-com-jesus.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang