(Renungan) Kasihanilah Aku, ya Allah

Kasihanilah Aku, ya Allah
(Johanna Kemal) 


Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab pada-Mulah aku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung sampai berlalu penghancuran itu. 
(Mzm. 57:2)


Kalender Liturgi Jumat, 19 Januari 2024
Bacaan Pertama : 1Sam. 24:3-21
Mazmur Tanggapan : Mzm. 57:2. 3-4. 6. 11
Bacaan Injil : Mrk. 3:13-19


Ada satu masa di mana Daud tinggal di padang gurun Zif di Koresa, di bukit Hakhila, untuk menyelamatkan diri dari kejaran Raja Saul yang ingin membunuhnya. Daud menyerahkan hidup matinya kepada Allah sambil menyerukan mazmur : “Kasihanilah aku ya Allah, kasihanilah aku.” Daud percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkan dan menolongnya. 

Sementara Saul mengerahkan tiga ribu orang yang terpilih untuk mencari Daud dan orang-orangnya. Daud bersembunyi di bagian terdalam gua dan karena penyelenggaraan Tuhan, Saul masuk ke gua itu sendirian. Sebenarnya saat itu ada kesempatan bagi Daud untuk membunuh Saul, namun Daud tidak melakukannya, terlebih pengikutnya juga menyarankan untuk membalaskan dendam. Daud hanya memotong ujung jubah Saul untuk menyadarkan Saul bahwa dia tidak akan membalaskan niat jahat yang telah dilakukan Saul kepadanya.

Pada 13 Mei 1981, Paus Yohanes Paulus II ditembak oleh Mehmet Ali Agca, seorang ekstrimis yang berasal dari Turki, di lapangan Santo Petrus saat sedang beraudiensi dengan umat. Agca berusaha membunuhnya dengan menembakkan 4 peluru. Paus berhasil diselamatkan meski melalui saat kritis yang cukup lama dan mendebarkan. Mehmet Ali Agca ditangkap dan dipenjara seumur hidup. 

Setelah Paus melewati masa kritis, Paus mengunjungi Agca di penjara dan Paus mengampuninya, meski sebagian besar kepala negara mengutuk perbuatan upaya pembunuhan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Paus Yohanes Paulus II adalah seorang yang tidak menuntut balas atas kejahatan yang dilakukan terhadapnya, sebagaimana yang dilakukan Daud terhadap Saul. Bahkan Paus menyebut Agca sebagai saudaranya dan mengajukan permintaan agar Agca diberikan grasi, hingga Agca hanya dipenjara selama 20 tahun. 

Paus Yohanes Paulus II wafat di tahun 2005. Pada 18 Januari 2010, Agca menyatakan diri sebagai penganut agama Katolik Roma dan meletakkan bunga mawar putih di makam Paus yang menyebutnya sebagai saudara.

Semoga apa yang dilakukan Daud dan Paus Yohanes Paulus II menjadi inspirasi kita untuk mengampuni, mempercayakan hidup kepada Tuhan dan membawa perdamaian bagi dunia.


Doa :

Ya Allah, berilah kami iman yang lebih besar lagi kepada-Mu, meski kami disakiti. Sebagaimana Daud, kami juga mau berseru : Kasihanilah aku, ya Allah. Kasihanilah aku. Amin.
 

https://statik.tempo.co/data/2020/02/16/id_915593/915593_720.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang