(Renungan) Menaati Aturan dengan Bijak

Menaati Aturan dengan Bijak 
(Bernadette Esther)

Waktu itu murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. 
Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, 
“Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, 
mengapa murid-murid-Mu tidak?” 
(Mrk. 2:18)

Kalender Liturgi Senin, 15 Januari 2024
Bacaan Pertama : 1Sam. 15:16-23
Mazmur Tanggapan : Mzm. 50:8-9. 16bc-17. 21. 23
Bacaan Injil : Mrk. 2:18-22

Dalam suatu jamuan makan, tuan rumah bertanya kepada seorang tamunya, “Apa pekerjaanmu?” “Saya seorang penerjun payung.” “Wuihhh… pasti menakutkan menjadi penerjun payung!” kata si empunya rumah dengan takjub. Laki-laki gagah nan tampan itu mengiyakan, “Memang, ada saat-saat yang menakutkan.“ Tanya si penjamu lagi, “Apa pengalamanmu yang paling menakutkan?” Dengan wajah serius sang pemuda menjawab, “Bagi saya, pengalaman yang paling menakutkan adalah ketika saya mau mendarat di suatu taman, saya membaca tulisan berwarna merah: JANGAN MENGINJAK RUMPUT.” Kisah yang terinspirasi dari tulisan Anthony de Mello, SJ dalam buku Doa Sang Katak itu ingin menunjukkan, alih-alih memikirkan keselamatan jiwanya si penerjun payung justru lebih mengutamakan ketaatan buta pada aturan. 

Bacaan Injil hari ini mengisahkan murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Murid-murid Yohanes melakukannya karena tradisi agama dan kesedihan atas kematian Yohanes yang tragis. Sedangkan orang-orang Farisi berpuasa, karena ketaatan mereka pada aturan, kebiasaan dan ketentuan agamanya. Orang-orang datang kepada Yesus dan “protes”, “Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa mengapa murid-murid-Mu tidak?” Yesus berkata, “Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”  Jawaban Yesus mengajak orang untuk bertindak bijaksana dalam mengikuti dan menjalankan aturan. Peraturan tentang puasa hendaknya dipahami dengan melihat kapan waktu yang tepat dan maksud yang tepat untuk berpuasa. 

Yesus juga memberikan contoh menarik bagaimana bersikap bijaksana itu, “Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.” (Mrk. 2:22). Orang yang bijaksana tahu bagaimana bertindak dengan benar, mampu menyikapi dan menepati aturan serta ketentuan dalam konteks yang benar. 

Doa:

Yesus sumber kebijaksanaan sejati, sabda-Mu hari ini menyadarkan kami untuk mampu bersikap bijak dalam menaati hukum dan peraturan. Terutama agar kami mampu bertindak dengan penuh cinta kasih baik kepada-Mu maupun sesama. Terangilah hati kami dengan rahmat Roh Kudus agar kami selalu mengutamakan Engkau di atas segala sesuatu, memahami segala hal sesuai dengan tata kebijaksanaan-Mu. Amin. 


https://sangsabda.files.wordpress.com/2020/10/matthew-22-15-21-dd.jpg?w=512

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang