(Renungan) Mengandalkan Tuhan

Mengandalkan Tuhan
(Ari Susanto)


Lalu berkatalah raja kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia: “Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaya aku tahu jumlah mereka.” 
(2Sam. 24:2)


Kalender Liturgi Rabu, 31 Januari 2024
Bacaan Pertama: 2Sam. 24:2. 9-17
Mazmur Tanggapan: Mzm. 32:1-2. 5-7
Bacaan Injil: Mrk. 6:1-6


Ketika kerajaan Israel berkembang pesat baik wilayah, kekayaan maupun penduduknya, maka Daud tergoda untuk memegahkan diri dengan jalan menghitung dan membuat sensus penduduk. Sebenarnya sensus bukanlah tindakan jelek. Yang jelek adalah ketika Daud, sang raja menjadi pongah dan merasa dirinya besar, karena mempunyai banyak penduduk maupun tentara. 

Daud lupa bahwa semuanya itu adalah dari dan milik Tuhan. Tuhanlah pemimpin sejati bangsa Israel. Hanya Tuhanlah yang Mahabesar. Daud lupa bahwa dia hanyalah seorang yang dipercaya Tuhan untuk memimpin Israel. Tuhan menjadi murka karena kesombongan yang telah diperbuat Daud, meskipun akhirnya Daud menyadari kesalahannya.

Bacaan pertama menceritakan kisah wabah penyakit menular yang menewaskan banyak orang Israel sehingga penduduk kerajaan Daud berkurang. Keterlibatan Tuhan dalam penghukuman Daud dan rakyatnya tampak ketika nabi Gad diutus beberapa hari sebelum wabah penyakit merajalela. Nabi Gad menyampaikan kepada Daud suatu pelajaran dan tanda akan dosa Daud, yang diungkapkan dengan bahasa yang dapat ia pahami. Hal ini terjadi karena Daud mengandalkan kemampuan dan kekuatan diri sendiri dan lupa untuk selalu mengandalkan Tuhan. 

Saat aku merenung tentang selalu mengandalkan Tuhan, aku teringat bahwa aku akan memasuki purna waktu, usia pensiun. Usia yang seharusnya mengandalkan Tuhan. 
Namun aku dihadapkan pilihan yang berujung pada rasa khawatir. Aku hanyalah pegawai swasta yang tidak akan menerima pensiun bak layaknya pegawai negeri. Meskipun sejak awal aku sudah menyadari, namun cukup lama rasa itu tak dapat pergi begitu saja. 

Melalui bacaan hari ini dan saat menuliskan renungan ini, aku merasa imanku semakin diteguhkan. Tuhan pasti tidak akan tinggal diam bagiku dan keluargaku di masa mendatang, karena aku adalah milik-Nya dan berharga di hadirat-Nya. Aku akan senantiasa mengandalkan Tuhan dan tidak perlu khawatir, karena Ia akan menyertai aku sampai akhir hidupku.

Marilah kita hanya mengandalkan Tuhan semata dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Tuhan tidak akan tinggal diam dalam setiap langkah hidup kita.


Doa:

Ya Allah Bapa yang Mahabijaksana, melalui penyelenggaraan Ilahi-Mu, mampukan aku untuk jauh dari rasa kuatir dalam mengarungi hidupku karena Engkau senantiasa hadir dan terlibat dalam setiap langkahku. Amin.

https://whiteharvestevangelical.org/wp-content/uploads/2020/07/Message-graphics.jpg



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang