(Renungan) Menghadirkan Allah dan Memuji-Nya

Menghadirkan Allah dan Memuji-Nya
(Made Shinta)


Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: 
"Tuhan memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita. 
(2Sam. 6:12)


Kalender Liturgi Selasa, 23 Januari 2024
Bacaan Pertama : 2Sam. 6:12b-15. 
17-19
Mazmur Tanggapan : Mzm. 24:7. 8. 9. 10
Bacaan Injil : Mrk. 3:31-35


Setelah tiga bulan tabut Allah berada di rumah Obed-Edom, Daud mendengar Allah memberkati seisi rumah dan segala yang ada padanya. Daud pun pergi untuk mengangkut tabut yang adalah lambang kehadiran Allah, menuju Yerusalem dengan sukacita. Daud berbaju efod dari kain lenan seperti yang dipakai para imam, menari-nari sekuat tenaga dan memimpin rakyatnya memuji dan menyembah Allah. Tiap para pengangkat tabut Allah maju enam langkah, Daud mengorbankan seekor lembu dan anak lembu gemukan. Tabut Allah diletakkannya di kemah, lalu Daud mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, serta memberkati bangsa Israel demi nama Tuhan. 

Daud telah mengajarkan bangsanya dan kita untuk selalu menghadirkan Allah dalam hidup. Juga memuji dan menyembah-Nya dengan sikap yang layak, memberikan persembahan dari hati yang tulus dan penuh sukacita. 

Saat merenungkan kisah ini, saya teringat pada suatu waktu mengalami kebosanan berada dalam Gereja Katolik. Saya tidak dapat merasakan kehadiran Allah ketika beribadah, sehingga pindah ke sebuah gereja non-Katolik. Suami saya tidak mau pergi ke gereja tersebut, dan ia terus mengingatkan saya untuk kembali kepada iman Katolik dan bersatu dengan Allah dalam Ekaristi di Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus. 

Saya mulai mencari penyebab kemunduran tersebut. Ternyata karena sangat kurangnya pengetahuan saya akan ajaran iman Katolik. Saya mulai membeli dan membaca buku Iman Katolik. Saya mengikuti perayaan Ekaristi dengan lebih sungguh. Saya ikut berpartisipasi saat menjawab bagian umat dan menyanyi dengan sepenuh hati, tidak hanya sekedar hadir. Saya sadar kalau membutuhkan dukungan dari saudara seiman agar tetap berada di komunitas Katolik, oleh karena itu saya mulai ikut pertemuan lingkungan. Puji Tuhan akhirnya saya kembali menemukan kehadiran Allah dalam Sakramen Ekaristi di Gereja Katolik.

Seperti Daud dan bangsa Israel yang merasakan kehadiran Allah dalam tabut-Nya, mari kita lebih sungguh-sungguh dalam memuji, menyembah, dan menyambut Tubuh dan Darah-Nya dalam Sakramen Ekaristi, karena Allah sungguh hadir di sana.


Doa : 

Allah Bapa yang Mahabaik, mohon berikan kami hati yang penuh semangat memuji dan menyembah-Mu seperti Daud. Semoga kami selalu memiliki hubungan yang erat dengan-Mu sehingga selalu dapat merasakan kehadiran-Mu dalam hidup kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang