(Renungan) Menjadi Utusan

Menjadi Utusan
(Debby Christina)


Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua.  
(Mrk. 6:7a)


Kalender Liturgi Kamis, 1 Februari 2024
Bacaan Pertama : 1Raj. 2:1-4. 10-12
Mazmur Tanggapan : 1Taw. 29: 10. 11ab. 11d-12a. 12bcd
Bacaan Injil : Mrk. 6:7-13


Yesus memanggil 12 murid-Nya dan mengutus mereka untuk memberitakan pertobatan. Mereka diutus berdua-dua. Dalam menjalani suatu perutusan, pasti akan menjumpai banyak kendala dan tantangan. Juga godaan. Maka ketika diutus berdua-dua, segalanya akan lebih mudah. Dapat saling menguatkan, saling menyemangati, saling menasihati. Sehingga dapat  berfokus pada pikiran dan kehendak Allah. Yesus juga berpesan agar tidak membawa perbekalan berlebih. Yesus menyakinkan para rasul, bahwa segala sesuatu telah disiapkan oleh Tuhan dalam perutusan mereka.

Aku memiliki pengalaman mengesankan, saat bertugas mengunjungi seorang oma berusia 81 tahun dan menghantar Sakramen Maha Kudus untuknya. Oma ini adalah orang yang sangat dekat dan merindukan Yesus. Saat itu ia dengan semangat menceritakan kebaikan Yesus kepadanya. Tak henti ia mengucap syukur dan menyatakan kebahagiaannya karena setiap minggu bisa menerima hosti melalui para prodiakon yang bertugas. Mendengar kesaksian Oma sungguh menguatkan imanku. Sungguh mengesankan sehingga tak terasa saatnya harus pamitan. Lagi-lagi Oma menunjukkan kasihnya, ia menghantar aku dengan doanya: “Tuhan memberkatimu”. 

Selang beberapa minggu kemudian, aku mendengar kabar beliau telah kembali ke rumah Bapa di surga. Kerinduan oma untuk berjumpa dengan Yesus yang dicintainya, sudah dikabulkan Tuhan. Ada dorongan dalam diriku untuk bisa hadir di rumah duka, memberi penghormatan terakhir serta menghantar beliau dengan doa-doa. Namun ada kegalauan, karena tidak ada seorang pun keluarganya yang kukenal. Tuhan menjawab. Seorang temanku dari Legio Maria mengajakku untuk datang ke malam kembang. Langsung kusambut ajakan temanku malam itu. Berdua kami hadir di rumah duka, berdoa dan mengikuti ibadat hingga selesai.

Semua yang kualami membuat mataku semakin terbuka atas pekerjaan Tuhan yang tak terselami. Saat dibutuhkan, Tuhan telah memberi teman dalam suatu pelayanan. Dia sendiri yang hadir dalam diri temanku. Aku cukup mengandalkan Dia dalam setiap perutusan yang kuterima.

Apakah kita selalu mengandalkan Tuhan dalam tugas perutusan yang kita terima?


Doa :

Bapa yang kekal,  terima kasih atas kesempatan yang sudah diberikan kepadaku dalam perutusanku. Amin.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSZs2wnIF3-bO2XTNhHLkHxyiRuQ6VSA_5VpCdk7AbKBg&s


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang