(Renungan) Totalitas

Totalitas
(Melani Sudhana)


Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. 
Orang banyak datang lagi berkerumun, sehingga makan pun mereka tidak dapat. 
(Mrk. 3:20)
 

Kalender Liturgi Sabtu, 20 Januari 2024
Bacaan Pertama : 2Sam. 1:1-4. 11-12. 19. 23-27
Mazmur Tanggapan : Mzm. 80:2-3. 5-7
Bacaan Injil : Mrk. 3:20-21


Yesus menetapkan kedua belas rasul sebagai pengikut dan pelayan tetap-Nya untuk diutus memberitakan Injil, kemudian Yesus bersama para rasul-Nya pulang ke rumah. Mereka pulang dengan harapan bisa beristirahat dan makan.

Kerumunan orang banyak yang mengikuti Yesus, berkumpul di sekitar rumah. Mereka ingin mendengarkan pengajaran-Nya, memohon kesembuhan dan sebagainya. Yesus langsung melayani mereka, sehingga Yesus dan murid-murid tidak sempat makan dan beristirahat. Totalitas Yesus melayani orang orang yang datang kepada-Nya karena rasa kasih-Nya yang besar, sehingga Dia tidak lagi merasa lelah atau lapar.

Totalitas ini membuat keluarga-Nya khawatir. Perbuatan-Nya dianggap sudah di luar nalar orang normal sehingga Dia disebut ”tidak waras” lagi. Karenanya mereka bermaksud mengambil Yesus untuk mengamankan dari musuh-musuh-Nya yang terus mau menjebak Dia agar bisa menangkap-Nya. Di samping itu keluarga-Nya ingin agar Yesus bisa beristirahat dan makan dengan baik.

Beberapa tahun lalu saat suamiku diberi tugas sebagai prodiakon di paroki kami, dia berniat untuk bertugas di sepanjang Tri Hari Suci sampai Paskah. Saat itu prodiakon di paroki kami masih sedikit dan banyak yang sudah sepuh. Karena itu saat Tri Hari Suci sampai Paskah, prodiakon hampir bertugas tiap hari. Umat yang datang biasanya di luar perkiraan, sehingga seringkali kekurangan prodiakon. Maka dia hadir di setiap misa untuk membantu kekurangan prodiakon, agar umat terlayani dan tidak lama menunggu untuk menyambut Komuni.

Selesai misa terakhir Paskah, suamiku disambut anak kami dengan ucapan “Gila si Papa, rekor ya tugas di setiap misa.” Tapi tentunya tidak “segila” Yesus. Suamiku masih sempat beristirahat sejenak di jeda waktu antar misa, dan masih sempat menyantap snack yang disediakan panitia.

Aku sungguh kagum dengan semangat melayaninya. Aku merasa belum bisa melayani seperti dia. Kadang aku masih terkendala dengan urusan remeh-temeh rumah tangga dan anak-anak. 

Maukah kita secara totalitas melakukan pelayanan, mengasihi pasangan, mengasihi anak-anak, seperti Yesus yang sudah lebih dulu dengan totalitas-Nya melayani dan mengasihi kita?


Doa :

Ya Tuhan, pimpinlah kami di setiap pelayanan kami, agar kami dapat melayani secara total karena Engkau telah lebih dulu melayani secara total. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang