(Renungan) Duduk di Kanan atau Kiri-Ku?

Duduk di Kanan atau Kiri-Ku?
(Wellyani Maria) 


Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” 
(Mat. 20:23)


Kalender Liturgi Rabu, 28 Februari 2024 
Bacaan Pertama : Yer. 18:18-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 31:5-6. 14. 15-16.
Bacaan Injil : Mat. 20:17-28


Duduk di kanan dan kiri Yesus menjadi permohonan ibu Zebedeus dan kedua anaknya, Yakobus dan Yohanes. Keduanya adalah murid-murid Yesus yang hadir dalam peristiwa sangat penting seperti ketika Yesus menampakkan kemuliaan-Nya dan peristiwa di bawah salib Yesus.

Ibu Zebedeus percaya bahwa Yesus adalah Sang Juru Selamat dan Raja. Dia sudah lama melayani Yesus dan para murid. Dia ingin agar kedua anaknya mendapat tempat yang terhormat di samping Sang Raja kelak. Namun Yesus menyampaikan bahwa untuk mendapatkan kehormatan dalam kerajaan Allah justru harus meminum cawan penderitaan. Pernyataan Yesus ini disanggupi oleh Yakobus dan Yohanes. Memang akhirnya Yakobus wafat sebagai martir dan Yohanes mengalami penderitaan di penjara dan dibuang ke pulau terpencil. Mereka tetap setia kepada Yesus hingga akhir.

Kita mungkin bangga menjadi anggota Gereja, namun untuk menjadi pengikut Yesus kita ditantang untuk berani menyangkal diri, memikul salib dan bersedia menjalaninya. 

Seorang sahabat, melayani dalam karya sosial gereja, memiliki keluarga dan kehidupan yang mapan. Dalam suatu momen suaminya bangkrut, tagihan hutang silih berganti. Mereka harus menghadapi debt-collector, uang sekolah anak yang tertunggak, dll. Persoalan yang dialami membuat mereka merasa hancur. Keadaan semakin runyam karena hari-hari mereka diselimuti pertengkaran dan saling menyalahkan. Sampai pada titik mereka akan bercerai, mereka tidak mau hadir dalam perayaan Ekaristi hingga menutup diri dari segala kegiatan. Mereka marah kepada Tuhan yang seolah tidak peduli. 

Beruntung banyak sahabat yang menasihati mereka melalui perhatian, sapaan pagi dengan sabda Allah yang memberikan kekuatan. Perlahan-lahan mereka beroleh rahmat Tuhan untuk ikhlas menerima keadaan dan rukun kembali. Mereka merintis pekerjaan dan memikul salib bersama Yesus hingga akhirnya mampu kembali melayani lingkungan dan gereja.

Kita belajar tentang pandangan Yesus atas permintaan duduk di sebelah kanan atau kiri-Nya. Sikap kerelaan memikul salib, meminum cawan penderitaan adalah jalan yang harus dilalui.  Maukah kita tetap teguh pada iman meski berbagai kekecewaan, penderitaan dan kesulitan hidup menerpa?


Doa : 

Allah Bapa yang Mahabaik, Engkau telah memilih dan menjadikan kami sahabat dan murid-Mu. Engkau sudah memberikan segala yang terbaik dalam karya dan pelayanan kami. Berilah kami rahmat agar karya pelayanan kami menjadi persembahan yang menyenangkan bagi-Mu. Dan bukan untuk memikirkan menjadi yang terbesar dan duduk di kanan atau kiri-Mu. Nama-Mu kami puji kini dan sepanjang masa. Amin.


https://th.bing.com/th/id/R.82dac1aaebcc80d4110aba7fd3caaafd?rik=PLDBQYDMYoYhCA&riu=http%3a%2f%2fstatic.sabda.org%2fewanita%2fWanita_Nov2027_Salome.jpg&ehk=WMQzc%2fqkWSyQhjRXG6lDbn5uvElzWxxKynwLEksrNyo%3d&risl=&pid=ImgRaw&r=0

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang