(Renungan) Hanya Mau Melihat yang Ingin Dilihat

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTBfjfnyK7kAUtw87Y_IRVKl3jYel4PoMjKHw&usqp=CAU


Hanya Mau Melihat yang Ingin Dilihat
(Thomas Hari Hartanto)
 
 
Kata Abraham kepadanya,”Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa
dan para nabi, mereka juga tidak akan mau diyakinkan,
sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”
(Luk. 16:31)
 

Kalender Liturgi Kamis, 29 Februari 2024
Bacaan Pertama : Yer. 17:5-10
Mazmur Tanggapan : Mzm. 1:1-2. 3. 4. 6
Bacaan Injil :  Luk. 16:19-31
 

Suatu saat di masa lampau, hiduplah dua orang  laki-laki yang  bersahabat. Mereka dilahirkan pada tahun dan di kampung yang sama. Mereka sudah seperti dua orang saudara, saling menyayangi satu sama lain. 
     
Menjelang remaja, mereka terpaksa harus berpisah, karena salah satu orang tua mereka harus merantau. Mereka berjanji untuk tetap bersahabat meskipun tidak saling bertemu dan berjanji bila kelak memiliki anak, mereka akan menjodohkan keduanya sebagai suami istri. Hal yang lazim terjadi di masa itu: perjodohan ditentukan oleh orang tua. 
 
Untuk menandai kesepakatan itu, mereka membuat selembar surat dan saling membubuhkan tanda tangan, lalu membagi surat itu menjadi dua bagian. Masing-masing membawa sepotong. Kelak potongan itu menjadi tanda bukti adanya kesepakatan itu.
       
Waktu berlalu cepat dan salah seorang telah memiliki seorang anak perempuan. Tidak lama kemudian ia pun meninggal dunia. Anak perempuan itu tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang cantik. Betapa kagetnya gadis itu ketika suatu hari ada seorang pemuda berkulit hitam datang dan mengaku sebagai calon suaminya. Pemuda itu menunjukkan potongan surat perjanjian itu. Hal ini benar-benar di luar bayangannya. Ternyata sahabat ayahnya telah menikah dengan seorang gadis berkulit hitam dan ia telah lama meninggal.
 
Sang gadis terpukul oleh kenyataan ini dan tidak bisa menerimanya, meskipun si pemuda dapat membuktikan bahwa dirinya adalah anak dari orang yang terikat dalam perjanjian itu. Dia menolak karena perwujudannya tidak seperti yang diangan-angankannya selama ini. Pemuda kulit hitam itu bukanlah sosok yang ingin ia lihat.
        
Gambaran Raja Mesias yang dijanjikan itu bagi orang Yahudi, sungguh tidak sesuai dengan sosok Yesus, walaupun ajaran dan tanda-tanda yang dibuat-Nya membuktikan bahwa Dia-lah Mesias yang  dinubuatkan dalam Kitab Musa dan para Nabi. Bahkan sampai Dia bangkit dari kematian-Nya mereka tetap menolak Dia, tepat seperti yang dikatakan Tuhan Yesus melalui kisah Abraham, Lazarus, dan orang kaya yang masuk alam maut. 
 
 
Doa:
 
Ya Tuhan, sembuhkan aku dari buta dan tuli rohaniku. Agar aku dapat memandang dan memahami kebenaran yang daripada-Mu. Bebaskan aku dari kelekatan selain Engkau, sehingga aku dapat menyadari kehadiran-Mu dalam sesamaku dan dalam peristiwa sehari-hari dalam hidupku. Amin.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang