(Renungan) Kepentingan Pribadi

Kepentingan Pribadi
(Ari Susanto)


“Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” 
(Mrk. 1:44)


Kalender Liturgi Minggu, 11 Februari 2024
Bacaan Pertama: Im. 13: 1-2, 45-46
Mazmur Tanggapan: Mzm. 32: 1-2. 5. 11
Bacaan Kedua: 1Kor. 10: 31-11:1
Bacaan Injil: Mrk.1: 40-45


Penginjil Markus mengisahkan Yesus menyembuhkan seorang penderita kusta. Yesus menyentuh orang itu dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau sembuh.” Yesus memberi perintah yang sangat keras supaya penyembuhan itu tidak diwartakan kepada siapa pun juga. Perintah Yesus adalah menghadap imam dan membawa persembahan untuk kesembuhan itu. Namun, orang tersebut tidak mengikuti perintah Yesus, ia malah memberitakan kesembuhannya ke mana-mana.  Ia telah menjadi batu sandungan bagi Yesus sebab Yesus tidak dapat lagi mewartakan kerajaan Allah ke dalam kota.

Kisah ini membuat saya teringat akan pengalaman ditunjuk menjadi salah satu juri dalam lomba tim pemadam kebakaran di tempat kerja. Kriteria penilaian antara lain: kerja sama antar anggota, kerapian tim, baik sebelum dan sesudah eksekusi, waktu yang diperlukan ke TKP, maupun pemadaman dan kepatuhan anggota kepada leader. Seorang anggota tidak bisa bekerja sendiri, baik mulai dari mengenakan pakaian, menuju ke TKP menggelar hose atau selang dan membuka valve. Semuanya itu harus mengikuti perintah dari leader. Semua anggota tim mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing, demi keberhasilan suatu tim. Ketaatan terhadap perintah leader dari masing-masing anggota adalah wujud sumbangsih dalam keberhasilan suatu tim. Semua bertanggung jawab terhadap perannya masing-masing dan tidak ada yang merasa lebih penting dari yang lainnya, semua sama.

Marilah kita mewartakan kerajaan Allah melalui ketaatan pada perintah Allah karena hal ini merupakan kewajiban para pengikut Kristus.  Melalui ketaatan, kerajaan Allah dapat diwartakan kepada semakin banyak orang.


Doa:

Ya Allah yang Mahabijaksana, ajarkanlah kami memiliki hati yang penuh syukur, agar mampu taat kepada perintah-Mu dan berilah kami kekuatan dalam mewartakan kasihMu kepada sesama kami. Dengan demikian, kiranya warta sukacita keselamatan Tuhan dikenal oleh semakin banyak orang. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang